Jumat, 25 September 2009

Sate Kobra [1]

Raih Keuntungan Rp 3 Juta per Bulan

Jika ada orang yang pantas dipuji karena hobinya yang tak lazim, dia adalah Agoes Brewok (44). Pasalnya, dari hobi yang tak lazim itulah dia bisa menjalankan sebuah bisnis hampir tanpa modal sama sekali dan mampu menghasilkan omzet Rp 5 juta per bulan. Rp 3 juta diantaranya adalah keuntungan bersih yang diperolehnya dari kecintaannya ‘bermain’ dengan ular.


Hobi yang ditekuni oleh pemilik nama asli Agoes Pramono ini boleh dibilang cukup berbahaya. Dia memiliki hobi memelihara dan bermain dengan ular. Bahkan, ular yang dipeliharanya bukanlah ular sembarangan, melainkan ular kobra yang dikenal paling berbisa di dunia. Wuih, serem ya!

’’Saya menekuni hobi ini sejak kelas 4 SD,’’ aku Agoes mengawali kisahnya.

Bakatnya ’bermain’ dengan ular ini tampaknya memang mengalir dalam darah keluarganya. Agoes yang mengaku masih memiliki darah Keraton Jogjakarta ini mengaku memperoleh kemampuan dari leluhurnya. Kemampuan uniknya ini juga menurun kepada anak-anaknya. Bahkan, anak ke-4 dan ke-5-nya, Ferry dan Yudha sempat diundang untuk tampil di beberapa acara televisi untuk menunjukkan kemampuannya ’bermain’ dengan ular yang sangat berbisa ini.

Hobi inilah yang mengantarkan dirinya menjadi pemilik kedai sate Kobra dan Biawak di Jalan Raya Gubeng yang terletak tak jauh dari Hotel Sahid. Pria kelahiran 4 Juni 1963 ini boleh dibilang cukup nekat. Pasalnya, dengan hanya berbekal ijazah STM dari Jogjakarta, kota kelahirannya, dia nekat merantau dan mencari pekerjaan hingga ke Surabaya.

’’Saya sempat kerja di kontraktor lho,’’ ungkapnya seraya tersenyum. Agoes memang sempat menjadi seorang teknisi pemasangan elevator dan eskalator di sebuah perusahaan swasta.

Saat tinggal di Surabaya ini, Agoes mulai melanjutkan kegemarannya pada binatang buas itu. Akhirnya, dengan dukungan dari teman-temannya, pada 1987 Agoes membuka kedai yang menyediakan sate daging kobra serta berbagai olahan organ kobra sebagai jamu. Lokasinya saat itu tepat berada di samping Hotel Sahid, Gubeng dan hanya berbekal sebuah warung kecil. Namun, lantaran bisnisnya ini tergolong kaki lima, maka ia kerap menerima obrakan alias penggusuran dari Satpol PP. Hingga akhirnya ia bergeser beberapa meter dari lokasi awal. ’’Yah, namanya juga pedagang kaki lima, sering kena obrak,’’ gerutunya.

Bila ditanya soal modal awal pendirian kedai sate kobra ini, Agoes mengaku usahanya tersebut dibuka hampir tanpa modal. Wah, kok bisa ya?

’’Soalnya ular-ularnya saya tangkap sendiri,’’ ungkapnya.
Kemudian, ia sendiri pula yang mengolahnya menjadi sebuah sajian yang lezat dan berkhasiat bagi tubuh. Agoes memilih usaha ini selain lantaran ular memiliki banyak manfaat, menurutnya, bisnis ini juga sangat menjanjikan. Sebab, dari segi persaingan tak banyak yang mau menggeluti dunia ini. Tak pelak, omzet yang diraihnya pun cukup menguntungkan. Dalam sebulan, dari usaha kedainya saja, Agoes bisa meraih penghasilan sekitar Rp 5 juta. Sebuah penghasilan yang cukup tinggi untuk usaha kaki lima yang telah digelutinya selama 20 tahun ini memang.

’’Sebaiknya buka usaha itu yang saingannya sedikit supaya hasilnya juga lumayan besar,’’ ucapnya santai.

Terbukti, sejak berjualan sate kobra Agoes mulai mencoba binatang lain untuk dijadikan santapan atau jamu. Ia mulai mencoba meracik biawak untuk dimasak sate dan rica-rica serta bulus untuk diambil minyaknya. Alhasil, Agoes pun membuka klinik pengobatan alternatif di rumahnya, jalan Gubeng Klingsingan, Surabaya.

’’Saya pernah dapat piagam dari UNICEF, dan dari TMII (Taman Mini Indonesia Indah),’’ ungkap Agoes sambil menunjukkan piagam dan potongan-potongan artikel dari berbagai media tentang usahanya ini.

Diampiri Dewi Persik
Pengetahuannya tentang pengobatan alternatif itulah yang membuatnya mampu mengolah ular Kobra menjadi sebuah jamu yang menyehatkan. ’’Tapi, ini (mengolah ular-Red) nggak bisa sembarangan lho. Kalau salah bisa celaka,’’ wanti-wanti Agoes yang pernah koma selama sembilan hari karena dipatok oleh ular Kobranya.

Usaha yang dibuka Agoes ini memang bukanlah tanpa kendala. Lantaran usahanya ini tergolong kaki lima, maka tak jarang dia juga berurusan dengan penggusuran Satpol PP. Meski demikian, bapak tujuh putra ini tetap berjuang untuk melanjutkan usahanya hingga kini telah berusia 20 tahun. Usaha kedai ular kobra dan biawak miliknya ini tergolong sangat sukses. Dalam sebulan Agoes mampu meraih omzet hingga Rp 5 juta, Rp 3 juta di antaranya adalah keuntungan bersih yang diperolehnya dari hobinya menggeluti ular berbisa. Ini diperolehnya dari 10 hingga 20 orang pembeli yang mampir ke kedainya saban hari.

’’Itu belum termasuk yang pesan, ada juga yang dari luar negeri seperti Jepang dan RRC,’’ terangnya dengan bangga.

Bahkan, beberapa selebriti Jakarta dan pejabat kota baik dari Surabaya maupun luar pulau juga menjadi pelanggan setianya. Salah seorang artis yang pernah mampir ke kedainya untuk menikmati sate dan jamu hasil racikannya adalah Dewi Persik. [NUY]

0 komentar: