Bicara tentang kebutuhan mengenyangkan perut, Kota Surabaya boleh dibilang sebagai satu tempat yang cukup menyenangkan. Di setiap sudut kota ini terhampar tempat-tempat yang menyuguhkan hidangan ‘penggoyang lidah’. Tak hanya hidangan kelas berat, sajian ringan juga lengkap tersaji. Salah satu tempat tersebut tercatat nama Pindy Cake. Berdiri sejak tahun 2004 silam di pusat perbelanjaan Giant Hypermart, Pindy Cake menyediakan aneka jajanan istimewa mulai dari cake hingga jajanan tradisional. Beberapa sajian yang ditawarkan antara lain resoles mayones, resoles makaroni, chicken roll, black forest, hingga lemper. “Yang paling banyak dicari resoles mayonaise,” ujar Pindy, pemilik Pindy Cake. Resoles mayonaise ini berisi sosis ayam dan telur yang dipadu dengan mayones. Jangan salah karena jenis jajanan ini merupakan hasil olahan sang pemilik dan tidak akan ditemui di toko kue lainnya. ’’Saya yang buat resepnya, tidak hanya resoles mayones tapi semua kue adalah buatan sendiri,’’ imbuh gadis berusia 19 tahun ini. Soal harga juga relatif murah, dengan uang sebesar Rp 2.250 Anda sudah bisa menikmati jajanan ini. Meski terbilang belia, Pindy berani membuka usaha ini berkat ketrampilannya memasak terutama aneka kue. “Sejak SMP saya hobi bikin kue hingga sering terima pesanan. Ternyata lulus SMU saya pingin banget punya toko kue kecil-kecilan. Punya cukup modal saya langsung buka usaha ini,” terangnya. Gadis yang sering otak-atik resep ini mengaku tak butuh modal banyak untuk membuka usaha ini. ’’Kalau total modal yang saya keluarkan sekitar Rp 20 juta. Di bulan keenam modal saya sudah balik saking banyaknya pemesan,’’ terangnya. Pindy punya strategi khusus agar kue dagannya cepat laku. Apalagi kue buatannya rata-rata adalah kue basah yang cepat basi bila terlalu lama. Yang pertama adalah pintar-pintar membuat kreasi kue yang nikmat dan mengikuti perkembangan. Misalnya saja saat ini makanan berbahan mayonnaise sedang tren. Maka Pindy membuat kreasi kue resoles yang diisi mayonnaise. ’’Usai membuat inovasi resep langsung saya bagikan ke teman kuliah atau tetangga lalu saya Tanya pendapat mereka. Dari sana saya bisa menciptakan kue yang enak dan sesuai lidah orang Indonesia,’’ terangnya. Strategi lainnya adalah memberlakukan harga paket dan diskon. Di toko miliknya ia memberlakukan harga promo Rp 10 ribu dapat tiga kue. Setelah jam 5 sore, setiap kue di diskon 10%. ’’Toko saya ada diskon sebesar 10 % untuk setiap pembelian kue jenis apapun diatas jam lima sore. Nah pada saat inilah kue saya langsung diserbu pembeli,’’ kata mahasiswi semester II Universitas Dharma Cendika Surabaya. Dengan berbagai pilihan yang ada serta harga terjangkau, kue-kue yang ada di Pindy Cake sering dipesan untuk beragam acara seperti ulang tahun, pernikahan, arisan dan acara-acara kantor seperti coffee break atau rapat-rapat instansi. Untuk kue ulang tahun dan pernikahan, Pindy menyiapkan berbagai desain unik dan sesuai dengan permintaan konsumen. ’’Kalau soal desain saya selalu berusaha mengikuti perkembangan saat ini. mulai dari kreativitas bahan, aksesori, sampai penyajiannya,’’ pungkas Pindy. [dewi] Lie Tek Ting, Pemilik Usaha Kue Bakpao Ming ’’Inovasi paling Penting!’’ Salah satu makanan khas Tiongkok yang terkenal lezat adalah bakpao. Di tangan Lie Tek Ting, bakpao buatannya menjadi santapan lezat turun temurun sejak tahun 1973. Lie memang mengawali bisnis ini secara turun temurun dari kakeknya. Namun agar bisnis ini tetap bertahan tidaklah gampang. Butuh pemikiran matang dan inovasi produk agar makanan ini tetap digemari ditengah banjirnya produk makanan barat. ’’Kalau dulu bakpao hanya isi kacang hijau dan daging saja. Sekarang saya buat lebih beragam mengikuti selera konsumen terutama anak-anak muda,’’ ungkap pria yang telah 35 tahun berbisnis bakpao melanjutkan bisnis kakeknya ini. Saat ini bakpao milik Lie yang diberi nama Bakpao Ming punya beragam rasa. Diantaranya rasa telur spesial, jasio, ho yek pau (go ruk), ikan tuna, ayam, kacang hitam, kacang ijo, daging dan pandan. ’’Saat ini yang lagi diminati adalah bakpao model gapit yang tengahnya berisi daging ayam atau daging sapi. Kadar kalorinya tinggi sangat cocok untuk eksekutif muda yang butuh mobilitas tinggi tapi nggak sempat sarapan,’’ kata Lie Penjualan bakpao akan meningkat drastis biasanya bila bertepatan dengan perayaan masyarakat Tionghoa seperti Imlek, Cap Gomeh hingga Natal. Sayangnya selain momen tersebut belakangan ini bisnis bakpao mengalami penurunan akibat animo konsumen yang beralih pada kue ala barat seperti burger dan stik. ’’Namun saya tetap optimistis bisnis bakpao tetap stabil sebab keunggulan bakpao ini dengan resep tradisional, rasa khas tanpa bahan pengawet maupun pemutih sehingga saat dinikmati tak lengket dan masih kenyal meskipun disimpan hingga besok pagi,’’ jelas pria yang kini memiliki Kedai Bakpao Ming di kawasan Pasar Atum Surabaya dan 4 tempat lainnya di Jatim Dibalik kelezatan bakpao Ming tersimpan kenangan dalam eksistensi bisnis. ”Awalnya kakek saya dulu hanya bikin bakpao 50 biji dengan sekilo tepung. Lalu dijual keliling kampung pakai keranjang seng. Kemudian saya buat sistem penjualan paket 1 dus ada yang isi 6 bakpao ada yang isi 12 bakpao. Dengan ketekunan dan ketelatenan bisnis saya berkembang pesat hingga sekarang,” kenangnya. Tak hanya berjualan bakpao, Lie juga menjual beragam kue khas Tionghoa lainnya. Seperti misalnya kue ku, kue lobak, kue kukus, kue wajik, kue mangkok dan kue cang. Namun order bakpao tetap lebih unggul dibandingkan varian kue. Diakui, dalam pemasaran, mengalami pasang surut, apalagi sekarang bahan baku tepung dan minyak mengalami kenaikan sedangkan penjualan masih tetap sedangkan bila harganya dinaikkan bakpaonya tak laku. Lie menambahkan, kiat agar eksis dalam berbisnis makanan terutama kue harus pantang menyerah dan berani berinovasi. ’’Jangan pantang menyerah,’’ sarannya. [DEWI]
This is default featured slide 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Sabtu, 26 Mei 2012
Manis Legitnya Bisnis Kue (2)
Bicara tentang kebutuhan mengenyangkan perut, Kota Surabaya boleh dibilang sebagai satu tempat yang cukup menyenangkan. Di setiap sudut kota ini terhampar tempat-tempat yang menyuguhkan hidangan ‘penggoyang lidah’. Tak hanya hidangan kelas berat, sajian ringan juga lengkap tersaji. Salah satu tempat tersebut tercatat nama Pindy Cake. Berdiri sejak tahun 2004 silam di pusat perbelanjaan Giant Hypermart, Pindy Cake menyediakan aneka jajanan istimewa mulai dari cake hingga jajanan tradisional. Beberapa sajian yang ditawarkan antara lain resoles mayones, resoles makaroni, chicken roll, black forest, hingga lemper. “Yang paling banyak dicari resoles mayonaise,” ujar Pindy, pemilik Pindy Cake. Resoles mayonaise ini berisi sosis ayam dan telur yang dipadu dengan mayones. Jangan salah karena jenis jajanan ini merupakan hasil olahan sang pemilik dan tidak akan ditemui di toko kue lainnya. ’’Saya yang buat resepnya, tidak hanya resoles mayones tapi semua kue adalah buatan sendiri,’’ imbuh gadis berusia 19 tahun ini. Soal harga juga relatif murah, dengan uang sebesar Rp 2.250 Anda sudah bisa menikmati jajanan ini. Meski terbilang belia, Pindy berani membuka usaha ini berkat ketrampilannya memasak terutama aneka kue. “Sejak SMP saya hobi bikin kue hingga sering terima pesanan. Ternyata lulus SMU saya pingin banget punya toko kue kecil-kecilan. Punya cukup modal saya langsung buka usaha ini,” terangnya. Gadis yang sering otak-atik resep ini mengaku tak butuh modal banyak untuk membuka usaha ini. ’’Kalau total modal yang saya keluarkan sekitar Rp 20 juta. Di bulan keenam modal saya sudah balik saking banyaknya pemesan,’’ terangnya. Pindy punya strategi khusus agar kue dagannya cepat laku. Apalagi kue buatannya rata-rata adalah kue basah yang cepat basi bila terlalu lama. Yang pertama adalah pintar-pintar membuat kreasi kue yang nikmat dan mengikuti perkembangan. Misalnya saja saat ini makanan berbahan mayonnaise sedang tren. Maka Pindy membuat kreasi kue resoles yang diisi mayonnaise. ’’Usai membuat inovasi resep langsung saya bagikan ke teman kuliah atau tetangga lalu saya Tanya pendapat mereka. Dari sana saya bisa menciptakan kue yang enak dan sesuai lidah orang Indonesia,’’ terangnya. Strategi lainnya adalah memberlakukan harga paket dan diskon. Di toko miliknya ia memberlakukan harga promo Rp 10 ribu dapat tiga kue. Setelah jam 5 sore, setiap kue di diskon 10%. ’’Toko saya ada diskon sebesar 10 % untuk setiap pembelian kue jenis apapun diatas jam lima sore. Nah pada saat inilah kue saya langsung diserbu pembeli,’’ kata mahasiswi semester II Universitas Dharma Cendika Surabaya. Dengan berbagai pilihan yang ada serta harga terjangkau, kue-kue yang ada di Pindy Cake sering dipesan untuk beragam acara seperti ulang tahun, pernikahan, arisan dan acara-acara kantor seperti coffee break atau rapat-rapat instansi. Untuk kue ulang tahun dan pernikahan, Pindy menyiapkan berbagai desain unik dan sesuai dengan permintaan konsumen. ’’Kalau soal desain saya selalu berusaha mengikuti perkembangan saat ini. mulai dari kreativitas bahan, aksesori, sampai penyajiannya,’’ pungkas Pindy. [dewi] Lie Tek Ting, Pemilik Usaha Kue Bakpao Ming ’’Inovasi paling Penting!’’ Salah satu makanan khas Tiongkok yang terkenal lezat adalah bakpao. Di tangan Lie Tek Ting, bakpao buatannya menjadi santapan lezat turun temurun sejak tahun 1973. Lie memang mengawali bisnis ini secara turun temurun dari kakeknya. Namun agar bisnis ini tetap bertahan tidaklah gampang. Butuh pemikiran matang dan inovasi produk agar makanan ini tetap digemari ditengah banjirnya produk makanan barat. ’’Kalau dulu bakpao hanya isi kacang hijau dan daging saja. Sekarang saya buat lebih beragam mengikuti selera konsumen terutama anak-anak muda,’’ ungkap pria yang telah 35 tahun berbisnis bakpao melanjutkan bisnis kakeknya ini. Saat ini bakpao milik Lie yang diberi nama Bakpao Ming punya beragam rasa. Diantaranya rasa telur spesial, jasio, ho yek pau (go ruk), ikan tuna, ayam, kacang hitam, kacang ijo, daging dan pandan. ’’Saat ini yang lagi diminati adalah bakpao model gapit yang tengahnya berisi daging ayam atau daging sapi. Kadar kalorinya tinggi sangat cocok untuk eksekutif muda yang butuh mobilitas tinggi tapi nggak sempat sarapan,’’ kata Lie Penjualan bakpao akan meningkat drastis biasanya bila bertepatan dengan perayaan masyarakat Tionghoa seperti Imlek, Cap Gomeh hingga Natal. Sayangnya selain momen tersebut belakangan ini bisnis bakpao mengalami penurunan akibat animo konsumen yang beralih pada kue ala barat seperti burger dan stik. ’’Namun saya tetap optimistis bisnis bakpao tetap stabil sebab keunggulan bakpao ini dengan resep tradisional, rasa khas tanpa bahan pengawet maupun pemutih sehingga saat dinikmati tak lengket dan masih kenyal meskipun disimpan hingga besok pagi,’’ jelas pria yang kini memiliki Kedai Bakpao Ming di kawasan Pasar Atum Surabaya dan 4 tempat lainnya di Jatim Dibalik kelezatan bakpao Ming tersimpan kenangan dalam eksistensi bisnis. ”Awalnya kakek saya dulu hanya bikin bakpao 50 biji dengan sekilo tepung. Lalu dijual keliling kampung pakai keranjang seng. Kemudian saya buat sistem penjualan paket 1 dus ada yang isi 6 bakpao ada yang isi 12 bakpao. Dengan ketekunan dan ketelatenan bisnis saya berkembang pesat hingga sekarang,” kenangnya. Tak hanya berjualan bakpao, Lie juga menjual beragam kue khas Tionghoa lainnya. Seperti misalnya kue ku, kue lobak, kue kukus, kue wajik, kue mangkok dan kue cang. Namun order bakpao tetap lebih unggul dibandingkan varian kue. Diakui, dalam pemasaran, mengalami pasang surut, apalagi sekarang bahan baku tepung dan minyak mengalami kenaikan sedangkan penjualan masih tetap sedangkan bila harganya dinaikkan bakpaonya tak laku. Lie menambahkan, kiat agar eksis dalam berbisnis makanan terutama kue harus pantang menyerah dan berani berinovasi. ’’Jangan pantang menyerah,’’ sarannya. [DEWI]
Manis Legit Bisnis Kue
Puji Hariati: Tidak Ikhlas kalau Membatik untuk Sambilan
Usaha Kerajian Batik Tulis ''Puri'' di Pacitan
Jumat, 25 Mei 2012
Oky Mia Octaviany Terus Berkreasi dalam Peniti
Mahar Membawa Berkah
Legen: Dulu Dibuang Kini Jadi Uang
Rabu, 23 Mei 2012
20-an Tahun Jual Pecel
Peduli pun segera menemui Pak Gumun di dapur. Sebagai pedagang pecel yang sudah cukup lama menjalankan usahanya, lelaki bersahaja ini sangat paham perkembangan usaha pecel, terutama di daerahnya. ''Saya ini jualan pecel sejak pecel harganya masih Rp 50, Rp 100, sampai mahal seperti sekarang ini,'' ungkap Pak Gumun dalam bahasa Jawa.
Semakin mahalnya harga pecel tersebut, menurut Pak Gumun, merupakan akibat langsung dari semakin naiknya bahan-bahan pembuat pecel. Dulu, kata dia, uang Rp 20.000 sudah dapat bahan-bahan komplit dari beras satu sak (ukuran sak terigu) hingga minyaknya. Sekarang, belanja bahan dengan uang sebesar Rp 200.000, itu hanya cukup untuk dua hari.
Di warung tersebut, pecel sekarang dijual dengan harga bervariasi. ''Ada yang Rp 2.500, ada yang R 3.000. Tinggal mintanya,'' kata Pak Gumun yang mengaku setiap harinya warung pecelnya menghabiskan beras 7-8 kg. Sedangkan sayuran, setiap hari habis sekitar 15 ikat.
Warung pecel Pak Gumun dan Bu Sumiati buka setiap hari muai pukul 6.30 hingga pukul 09.00 atau 10.00. Jika Anda makan pecel di warung Pak Gumun dan Bu Sumiati ini, Anda akan diberi hidangan pecel menggunakan piring. Pecel baru dibungkus jika Anda berniat menyantapnya di rumah. Sepirig pecel akan membuat Anda cukup kenyang, sebab porsi nasinya banyak. Sayurannya juga banyak. Itu masih ditambah rempeyek, tempe goreng, dan ikan air tawar goreng.
Order
Warung pecel Pak Gumun dan Bu Sumiati tidak saja mampu menaklukkan waktu, tetapi juga cukup laris meskipun Pak Gumun mengaku tidak pernah melakukan promosi secara khusus. Pelanggan warungnya datang dari berbagai kalangan. Terlebih, ruang untuk santap yang disiapkan cukup luas sehingga mampu menampung banyak pengunjung.
Pak Gumun mengatakan, pengunjung warungnya paling ramai pada hari Minggu. Kalau Minggu, warungnya ramai dengan orang-orang China para karyawan sebuah bank di Blitar yang datang untuk sarapan bersama keluarga atau koleganya.
Selain itu, warung tersebut sering menerima order dari para guru di sekolah dan para pegawai Kecamatan Nglegok. Setiap mendapat order dari sana, kata Pak Gumun, pasti dalam jumlah banyak. Ditanya tentang omzet dan keuntungan, Pak Gumun tertawa, lalu mengatakan, ’’Wah, mboten saget, Mas. Mboten saget. Pokoke kenging dipangan, Mas.’’
Sementara itu, Pak Gumun mengaku tidak punya resep khusus yang membuat pecelnya disukai pelanggan. Satu-satunya resep yang diterapkan Pak Gumun adalah manut sing tuku atau mengikuti permintaan yang membeli.
''Sing dodol iki ya kudu manut sing tuku, Mas. Nek ora manut karo sing tuku, engko sing dodol ora entuk dhuwit,'' kata Pak Gumun tertawa. Yang dimaksud dengan manut sing tuku itu antara lain mencakup soal harga. Pelanggan maunya yang harga berapa, Rp 2.500, Rp 3.000, atau berapa. Oleh karena itu, harga pecel di warung tersebut bervariasi. Nah, Pak Gumun mengikuti kemauan pelanggan dengan cara menyesuaikan porsinya dengan harga yag dimaui pelanggan. Dengan demikian, sebagai pedagang, Pak Gumun tetap bisa mengambil keuntungan dari tiap porsi pecel yan dibeli oleh para pelanggannya. [KUSWINARTO]
Jenis usaha: Makanan
Spesifikasi: Pecel
Pengusaha: Pak Gumun dan Bu Sumiati
Alamat: Kelurahan/Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar
Lama usaha: Lebih dari 20 tahun
Kiat sukses: Penjual mengikuti kemauan pelanggan.
Mendadak Kaya Gara-gara Digital Printing
’’Dulu yang datang ke tempat saya hanya orang-orang yang ingin mencetak undangan kawinan dan kartu nama saja. Namun saat ini segala promosi kegiatan usaha membutuhkan desain dan percetakan,’’ terangnya.
Sarjana Universitas Brawijaya jurusan perikanan ini mengungkapkan, dulu keahlian ini dia peroleh dari sekadar hobi. Karena bingung lulus kuliah belum mendapatkan pekerjaan, ia kemudian coba-coba mengembangkan usaha percetakan ini.
Namun nasib berkata lain, ia justru berjodoh dengan usaha ini. Menurut Agus, Bisnis digital printing adalah salah satu bisnis memiliki prospek sangat cerah dan stabil meski BBM naik. Apa pasal? Meski persaingan sudah ketat dan bukan menyangkut kebutuhan pokok namun bisnis ini ditengarai akan tetap menggeliat karena pada umumnya perusahaan swasta maupun perkantoran yang ada, memerlukan bahan-bahan percetakan setiap harinya. Apalagi menjelang hajatan pesta demokrasi pemilu 2009, bisnis ini bisa dipastikan akan menunjukkan keperkasaannya alias meledak omzetnya akibat banjir order.
Menariknya lagi, bisnis digital printing terbukti memiliki operasional cost yang terbilang rendah dengan margin hingga 300%, sehingga omset yang bisa diraih cukup lumayan. Mau tahu? Bisa mencapai Rp 100 juta sebulan atau lebih.
’’Semua itu tidak terlepas dari line bisnis yang bisa beragam dan variatif. Mulai dari digital printing, garment, percetakan, kartu nama, undangan, kop surat dan masih banyak lagi yang lain,’’ terangnya.
Namun, kesuksesan Agus yang memberi nama usahanya Smart2Print ini justru terletak pada pengembangan usahanya di berbagai kota dengan sistem waralaba (franchise).
’’Kebutuhan masyarakat yang makin tinggi untuk produk cetakan yang berkualitas, bervariatif dan murah tentunya serta masih banyaknya perusahaan percetakan yang menggunakan alat-alat konvensional dan dengan teknologi yang sangat sederhana terutama di daerah,’’ terang Agus yang menjabat Dirut PT Smart Karya Utama, perusahaan yang mengelola Smart2Print menerangkan alasannya mengembangkan pola kemitraan dalam system waralaba di bisnis percetakan.
Boleh dibilang, waralaba percetakan yang ditawarkan Agus ini satu-satunya di Indonesia. Selain itu penawaran kerjasama dengan system yang mudah inilah yang membuat bisnis Agus berkembang hingga 40 cabang dengan omset miliaran rupiah hanya dalam jangka dua tahun.
Deposit Kemitraan
Kemitraan Smart2Print dikembangkan dengan konsep deposit kemitraan. Dengan hanya mendepositkan uang senilai Rp. 175 juta, maka mitra akan dipinjami mesin-mesin printing dan material senilai kurang lebih Rp. 250 juta, beserta operatornya sekalian.
Kontrak kerjasama selama 5 tahun, setelah itu deposit akan dikembalikan 100%. Benar-benar konsep usaha yang paling bagus dan aman saat ini, yang lebih dari sekedar franchise.
Menurut Agus, konsep tersebut adalah yang pertama di Indonesia dan di dunia. ’’Ini konsep yang pertama di Indonesia dan dunia,’’ ujarnya.
Lewat konsep ini kata Agus, investasi dianggap sebagai deposit dan dikembalikan 100% setelah kontrak kerjasama berakhir. Sistem kerjasamanya profit sharing dengan prosentase pembagian 50%:50% dari keuntungan bersih setelah dikurangi zakat 2,5%.
’’Dengan konsep ini bisnis menjadi lebih prospektif bagi mitra karena dana investasi lebih aman,’’ katanya.
Dijelaskan Agus, Smart2Print dibanding bisnis sejenis lain terbukti sangat unggul. Keungulannya antara lain pertama dengan konsep one stop stop printing produknya sangat lengkap luas target marketnya karena mampu mengerjakan semua order yang termasuk bidang percetakan:cetak digital printing (banner, baliho, sticker dll), cetak kertas (buku brosur, majalah, poster, kalender dll), garment (kaos, topi, jaket, tas dll) serta souvenir ( payung, mug, gantungan kunci, bolpen, pin, stempel dll).
Keunggulan kedua, Smart2Print tidak henti melakukan product development dan inovasi. Lalu ketiga, produknya berkualitas dan dibutuhkan masyarakat di segala usia dan segala bidang dan Keempat, sebagai bisnis kemitraan Smart2Print selalu memberikan real time support kepada mitra dengan sistem yang telah online dan yang kelima adalah harga jual produknya yang sangat kompetitif, bahkan lebih murah dari perusahaan lain. ’’Dengan keunggulan tersebut Smart2Print siap menghasilkan uang,’’ tandasnya.
Deposit atau jaminannya sendiri dimulai dari Rp 100 juta untuk kota kecil, Rp 150 juta untuk kota menengah dan Rp 175 juta untuk kota besar. Menariknya, masing-masing nilai deposit tersebut sudah termasuk masa kontrak 5 tahun dan tidak dipungut franchise fee maupun royalty fee.
Mitra selanjutnya juga akan mendapat supporting untuk bisa dengan lancar menjalankan bisnis digital printing. Bantuan yang diberikan mulai dari support material, SDM hingga promosi. Sedangkan untuk training akan diberikan di kantor pusat dan ditempat melalui pendampingan.
Yang jelas menurut Agus, Smart2Print membuka seluas-luasnya kesempatan bagi calon mitra untuk bermitra dengan Smart2Print. Syaratnya mitra cukup memiliki deposit, tempat yang strategis bisa ruko atau toko di pinggir jalan, dan memiliki gambaran pasar dan wawasan yang cukup di bidang percetakan. Kesempatan terbatas hanya untuk satu mitra dalam satu wilayah/kota. [dewi]
Persyaratan Franchise
1. Luas Bangunan : 80 m2, bisa 2 bagian
2. Luas Tanah : 100 m2
3. Deskripsi Lokasi : Ruko atau toko
4. Kondisi Lokasi : Strategis, dipinggir jalan raya, ada tempat parkir
5. Fasilitas-fasilitas Operasional yang harus dipenuhi : Listrik min 2200 watt, Tlp, fax, Internet, Pdam/ air bersih
6. Komposisi SDM : 4 orang Operator mesin dan umum, 1 org admin, 1 org cs, 2 org marketing
7. Franchise Fee : Tidak ada
8. Royalty Fee : Bagi hasil 50 : 50
9. Deposit : Rp 100 juta, 150 juta, dan 175 juta (Deposit dikembalikan 100% setelah kontrak selesai)
10. Fee Lainnya : 25 juta untuk biaya persiapan ( interior, atk, marketing kit, seragam, neonbox, sample product, dll)
11. BEP : 3 – 12 bulan
12. Lama Kontrak kerjasama Franchise : 5 thn
13. Omzet : Rp 50 juta – 200 jt
14. Bukti : Proven
15. Total Investasi : 200 juta
Yunita Wijaya, SE: Melukisi Gelas
’’Setelah lulus kuliah, saya selalu berpikir. Buat apa saya kerja ikut orang kalau saya bisa mengembangkan usaha sendiri. Dan saya yakin saya bisa. Apalagi dengan usaha sendiri omzetnya jauh lebih besar ketimbang kerja ikut orang,’’ terangnya.
Ia pun mulai berpikir usaha apa yang cocok ia kembangkan. Hingga pada awal tahun 2007, tanpa sengaja Yunita mencoba melukis dengan materi gelas. Gelas yang semula berwarna bening, ia gambar dengan beragam warna dan gambar lucu.
’’Ternyata setelah dilihat teman saya katanya gelas saya lucu. Mereka bahkan banyak yang membeli dan memesan untuk acara kawinan,’’ terangnya.
Sejak saat itu, Yunita menjadi dikenal sebagai pembuat souvenir khusus glass panting (lukisan kaca). Yunita memanfaatkan materi kaca seperti toples, gelas, piring, vas bunga, asbak, lampu temple dsb yang ia lukis satu persatu sehingga menghasilkan souvenir-suvenir dengan nilai seni yang tinggi. Meski begitu, Yunita malah tak mematok harga mahal. Padahal untuk pengerjaannya, ia melukis satu persatu souvenir-suvenir tersebut. ’’Makanya saya hanya terima pesanan souvenir maksimal 2 bulan sebelum acara karena pengerjaan souvenir ini lama,’’ terangnya.
Harga yang ditawarkan mulai Rp 10 ribu untuk lukisan gelas hingga Rp 450 ribu untuk lukisan toples kerupuk. Hanya bermodalkan Rp 3 juta, omzet Yunita kini mencapai 10 juta per bulan. Bahkan saat musim kawinan dan Lebaran, omzetnya bisa mencapai Rp 40 juta. Ia yakin dengan kegigihan seseorang, sebuah hobi bisa mendatangkan pendapatan yang cukup besar bila ditekuni dengan seirus. [DEWI]
Jenis usaha: kerajinan glass panting (lukisan kaca)
Modal awal: Rp 3 juta
Keuntungan : Rp 10-40 juta/bulan
Kiat sukses: gigih dan terus optimis