Sabtu, 19 September 2009

Jadi Pengusaha Lampu Hias

Gara-gara Tak Digaji 8 Bulan

Liku-liku kerasnya pekerjaan membuat pria bernama lengkap Halim Anshori ini menjadikan pekerjaan yang ditekuninya sebagai ibadah. Halim mengaku pernah bekerja di Bali dan tidak digaji hingga 8 bulan lamanya. Pindah ke pekerjaan yang baru, Halim pun pernah merasakan tidak digaji selama 3 bulan. Lalu?


Jenuh bekerja dalam ketidakpastian, Halim kemudian pulang ke Surabaya dan memilih buka usaha sendiri. ’’Alhamdulillah saya sekarang sudah punya usaha sendiri,’’ terang pria pemilik Hc Art yang bergerak di bidang usaha pembuatan lampu hias.

Bermodalkan dana Rp 1,5 juta, Halim mulai menekuni usaha lampu hias sejak 2003 dengan menggunakan pengalamannya bekerja di Bali. Uniknya, lampu hias produksinya menggunakan bahan-bahan yang jarang digunakan sebagai materi lampu, yakni pelepah pisang, lidi, manik-manik, dan mika.

Untuk lampu tempel dan lampu duduk dari pelepah pisang dan manik-manik, kerangka lampu dibuat dengan kawat baru kemudian diberikan mika berlapis pelepah pisang. Sementara lampu sapu lidi kerangkanya langsung dari sapu lidi.

Lampu-lampu ini ternyata merupakan hasil karya anak-anak putus sekolah di Kelurahan Bulak Banteng Surabaya. Halim bekerjasama dengan karang taruna Bulak Banteng untuk memberdayakan anak-anak putus sekolah di sekitar wilayah tersebut.

’’Saya pernah merasakan bekerja tanpa digaji. Makanya saya sekarang mantapkan kerja untuk ibadah dan membantu memberdayakan orang-orang yang membutuhkan. Harapan saya, mereka bisa mandiri bahkan nantinya punya usaha sendiri,’’ ungkapnya.

Kewalahan
Saat ini omzet usaha lampu hias milik Halim berkisar antara Rp 10 - 20 juta. Lampu buatannya telah tersebar di beberapa kota yakni Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Bali. Beberapa pembeli asing juga berminat terhadap produk ini meski Halim belum berniat untuk go international. ’’Melayani pesanan lokal saja saya sudah kewalahan, apalagi untuk pesanan luar negeri,’’ urainya.

Agar tetap eksis, ada kiat sukses yang selalu diterapkan oleh Halim. Dalam bekerja menurutnya setiap orang harus berani menanggung risiko dan tahan banting bila mau berhasil. Selain itu ia juga selalu menekankan pada karyawannya agar senantiasa tidak mengeluh dan berusaha jujur.

Dengan menerapkan beberapa hal tersebut Halim yakin setiap usaha akan sukses meski harus memulainya dari nol. ’’Intinya dalam bekerja kita jangan pernah pantang menyerah. Yang penting harus selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik,’’ terang pria yang suka dengan kegiatan sosial ini. [KD/6-1]

0 komentar: