Minggu, 20 September 2009

Bisnis Jasa Perlengkapan Pernikahan [3]

Tinggalkan Kerja Kantoran karena Banjir Order

Lusi dan Henny, semula merasa nyaman sebagai public relation [PR]. Tetapi lama-kelamaan merasa jenuh juga dengan rutinitas orang kantoran. Rasa jenuh itulah yang mengantar keduanya ke bisnis beromzet puluhan juta! Padahal, modal yang mereka keluarkan tak seberapa. Berkat keuletan dan strategi pemasaran yang jitu, usaha yang awalnya hanya dijalani sebagai sambilan itu, kini diseriusi dan mereka memilih berhenti sebagai PR.

Dua sahabat, Lusi dan Henny sebelumnya sama-sama bekerja sebagai public relation di sebuah hotel dan resto. Untuk menekan rasa jenuh tehadap rutinitas kantor, keduanya sepakat menjalani usaha sampingan membuat box atau kotak untuk hantaran, peningset, dan kado.

Melihat kemampuan Lusi di bidang kerajinan, Henny mendukungnya dengan memperjual-belikan kotak-kotak hantaran yang unik dan cantik. Henny mulai getol menitipkan box-box tersebut di toko-toko yang menyediakan hantaran untuk pernikahan, mal, dan toko kerajinan.

’’Awalnya iseng saja karena hobi. Tapi dalam jangka waktu tiga bulan pertama ternyata usaha ini omzetnya Rp 20 juta!’’ terang Lusi yang pernah menjadi PR di Radisson Plaza Suites Hotel (sekarang Surabaya Plaza Hotel, red). Mereka pun mengaku lupa berapa modal awal yang mereka keluarkan.

Modal Kecil
’’Karena tak serius, kami tak pernah menghitung berapa modal awal yang kami keluarkan. Mungkin hanya sekitar Rp 300 ribu-an,’’ sambung Lusi.

Respon masyarakat ternyata sangat luar biasa. Mereka pun akhirnya mantap meneruskan usaha ini menjadi usaha andalan mereka.

Apalagi saat Lebaran beberapa waktu lalu, usaha yang diberi nama Luna Creative Box ini banjir order untuk parsel. Memasuki bulan Desember ini yang dikenal sebagai bulan ’’besar’’ dimana banyak orang Jawa menggelar pesta pernikahan, mereka pun kebanjiran order pembuatan box peningset untuk hantaran pernikahan. Harganya bervariasi, mulai yang berharga Rp 10 ribu hingga Rp 70 ribu per box.

’’Untuk bulan Desember ini, kami sudah mendapatkan order 400 box khusus untuk hantaran pernikahan,’’ jelas Henny.
Bermodalkan kemampuan negosiasi dan pemasaran saat mereka menjadi PR, usaha yang belum genap setahun ini sudah kebanjiran order.

Punya Karyawan Tetap
’’Kebanyakan pemesan masih di sekitar Surabaya saja. Meski begitu order kami sudah cukup lumayan,’’ imbuh Henny yang kini sudah memiliki 1 pegawai tetap.

Mereka tidak berpromosi secara langsung, namun cukup banyak yang mengetahui usaha ini. Untungnya mereka berdua punya banyak teman, sehingga secara tak langsung teman-teman mereka turut membantu berpromosi.

’’Usaha kita ini masih sangat dini dan kami beruntung punya banyak teman yang turut berpromosi dari mulut ke mulut [maksudnya: dari mulut ke telinga, Red] sehingga usaha ini jadi banyak dikenal orang,’’ ungkap Henny.

Untunglah, rumah kedua sahabat ini tak begitu jauh. Keduanya pun memutuskan mendirikan workshop di rumah Lusy, sementara showroom berada di rumah Henny.

Penganekaragaman Produk
Ide pembuatan box cantik ini juga datang dari beragam cara. Mulai kreativitas sendiri, dari berbagai literatur hingga hasil kreasi bersama. Meski begitu keduanya sudah mantap berbagi tugas. Henny kebagian mengurus manajemen mulai keuangan, pemasaran, pembelian bahan, penggajian dan sebagainya. Sedangkan Lusi berkonsentrasi pada produksi dan diversifikasi/kreativitas produk. Misalnya saja, selain membuat box peningset Lusi juga membuat toples yang terinspirasi dari kaleng kerupuk berbahan seng namun diberi aksesoris menarik.

Ke depan, mereka berharap usaha ini dapat berkembang dengan pesat dan dikenal orang. Untuk itu mereka tak segan-segan mengikuti beragam pameran. Bahkan, mereka berencana akan mengikuti pameran tak hanya di Surabaya saja melainkan di kota besar lainnya seperti misalnya Jakarta. [KD]

1 komentar:

Chi mengatakan...

boleh minta alamat atau nomor teleponnya ?
kalau ada katalog tolong dikirim ke xiauchi@gmail.com

trims..