Minggu, 20 September 2009

Bisnis Kue Kering [3]


Pasarkan Kue Kering hingga Luar Jawa

Bulan Ramadan merupakan bulan panen dan bulan untuk menuai keuntungan sebanyak-banyaknya bagi berbagai jenis usaha. Terutama bisnis kue.


Salah satu usaha yang bergerak di bidang makanan yang selalu menuai lonjakan untung saat Lebaran adalah Wirasa Katering/Roti & Kue yang sudah kebanjiran order untuk menyambut lebaran dua bulan mendatang.

”Saat ini kami telah mendapat banyak order kue kering untuk Puasa dan Lebaran. Order sudah masuk sejak Juli lalu,” aku Dwi Bhakti, selaku pemilik Wirasa Katering/Roti & Kue ini.

Wirasa Katering/Roti & Kue menyediakan sedikitnya 12 jenis kue kering dan 60 jenis kue basah. Dan satu jenis salad buah yang menjadi menu andalan Wirasa Katering/Roti & Kue yang sering dipesan oleh para pelanggannya.

Bermula dari Hobi
Usaha ini justru berkembang dari hobi Dwi membuat kue. Wanita yang sehari-harinya adalah dosen Universitas Wijaya Kusuma Surabaya ini awalnya hanya menerima order pesanan kue dari para tetangganya yang akan mengadakan acara hajatan.

Berbekal modal Rp 100 ribu Dwi mengawali usahanya pada 1982 dari pembuatan kue basah seperti lemper, resoles, spiku, donat, dan kue tradisional lainnya. Saat masuk puasa, Dwi membuat aneka kue kering seperti kue semprit, kue semprong, kastangels, kue nanas, kue sagu, dan masih banyak lagi.

Suatu hari, ia ditantang tetangganya untuk menerima pesanan katering pernikahan. Meski Dwi ahli pula di bidang masakan, namun ia sempat ragu untuk menerima tawaran tersebut meski akhirnya ia putuskan menerimanya. ’’Saya grogi setengah mati, takut di komplain orang banyak. Apalagi acara yang saya tangani itu acara pernikahan,’’ kenangnya. Tak disangka ia justru menuai pujian. Jadilah sejak saat itu ia menuai banyak order katering.

Pada 1990, ia memutuskan memberi nama pada usahanya ini yaitu Wirasa Katering/Roti & Kue. Karena selain menyediakan berbagai jenis kue kering dan kue basah, Wirasa Katering juga menerima pesanan baik untuk menu katering, tumpeng dan nasi kotak, yang tidak dibatasi dalam jumlah pemesanannya.

”Untuk jumlah pemesannya sih, saya sangat fleksibel kok,” terang Dwi --begitu wanita ini sering disapa. Dwi mengatakan Wirasa juga pernah menerima pesanan nasi kotak dalam jumlah 30 kotak saja.

Pada 2000 lalu, Wirasa Katering ini mengembangkan pesanan kue kering Lebaran yang dirangkai dalam toples parcel.

Tak disangka, dengan kreativitas parcel kue kering ini omzetnya saat Lebaran mencapai Rp 200 – 300 juta. Keunikan parcel kue karya Dwi ini adalah dengan memadukan aneka kue dengan toples-toples unik yang dibungkus dengan perabot rumah tangga seperti taplak, cangkir, peralatan masak, hingga peralatan pencetak kue. Ia pernah pula mendapatkan pesanan untuk merangkai kue kering dengan perhiasan.

’’Aneh juga, tapi saya turuti saja permintaan pelanggan. Saya pikir di sinilah kreativitas saya dituntut,’’ tandas wanita yang bergelar S2 ini ramah.

Promosi Gratis
Parcel karya Dwi ini dikenal hingga luar pulau Jawa. Hal ini karena awalnya kateringnya menjadi langganan acara-acara di Pemprov Jatim.

’’Ketika itu saya menangani katering untuk acara ramah-tamah Gubernur Jatim dengan gubernur-gubernur di luar pulau Jawa. Saya pikir ini kesempatan emas, di tengah-tengah sajian katering parcel kue kering saya pajang lengkap dengan kartu nama saya,’’ terangnya.

Trik bisnis ini ternyata membuahkan hasil. Tak lama kemudian order parcel dari luar pulau Jawa pun membludak.

Kedepan, Dwi ingin memiliki toko kue dan katering sendiri. Bahkan bila perlu, kue buatannya bisa dikenal hingga ke luar negeri. [KD/6-1]

1 komentar:

Ashia mengatakan...

mau dunk kue keringnya :D
hahah