Jumat, 25 September 2009

Budidaya Buah Naga [1]

Untung Rp 6,5 Juta/Bulan di Tahun Pertama

Seperti apa rasa buah naga, ini masih asing bagi banyak orang Indonesia. Sebab, nama buahnya saja—buah naga—masih terdengar asing di telinga. Maklum, tak seperti jeruk atau mangga, buah naga tak dijual di banyak tempat. Hingga kini, buah naga hanya dijual di beberapa supermarket dan toko buah. Bagaimana peluang bisnis buah ini?


Buah naga (dragon fruit) ukurannya agak besar dan saat matang bentuknya oval. Buah yang juga dikenal dengan nama pitahaya ini beratnya sekitar 200--800 gram/buah. Saat matang, daging buah ini berlendir. Rasanya manis, segar, dan sedikit asam. Di dalam daging buah terdapat banyak biji kecil. Biji-biji itu terlihat seperti wijen. Buah naga sangat enak dikonsumsi dalam kondisi fresh. Sehingga, buah ini sangat baik disimpan di dalam kulkas.

Tanaman buah naga masuk kategori kaktus epiphytic. Artinya, batang tanamannya sebagian terpendam di dalam tanah (bisa mencapai 15 cm), sebagian lagi di atas tanah. Bagian batang yang di atas tanah merambat dan bisa menjulur sampai panjang. Bahkan, pemberian nama ’buah naga’ itu sendiri konon karena tanaman ini menjulur, mengingatkan pada naga (ular).

Meski jumlahnya belum banyak, di Indonesia telah ada pembudidaya buah ini. Hingga kini, ada 4 varietas yang bisa dibudidayakan, yakni buah naga berdaging putih, kuning, merah, dan buah naga berdaging hitam (super red).

Keuntungan yang didapat pembudidaya lumayan besar. Karena, dari pembudidaya, harga jual buah naga cukup mahal. Tulus Subagyo, pembudidaya buah naga hitam (super red) dari CV Tirta di Perum Graha Dewata Blok FF1 No. 1 Joyo Agung, Kota Malang, mengatakan harga jual buah naga (petik kebun) rata-rata Rp 15.000/kg. ’’Harga jual tertinggi Rp 35.000 per kg. Sementara saat booming, harga jualnya Rp 10.000 per kg,’’ ungkap dia.

Setiap pohon buah naga rata-rata mampu menghasilkan 25—30 buah. Jika beratnya 200--800 gram/buah, berarti dapat dihasilkan buah naga sebanyak 5—24 kg/pohon. Jadi, dari 1 pohon saja, akan diperoleh pendapatan sebesar Rp 75.000—Rp 360.000 jika harga jualnya rata-rata Rp 15.000/kg. Jika pas harga jual tertinggi (Rp 35.000/kg), pendapatan dari 1 pohon sebesar Rp 175.000—Rp 840.000. Saat harga jual rendah (saat booming), yakni Rp 10.000/kg, pendapatan dari 1 pohon pun masih lumayan, yakni Rp 50.000—Rp 240.000.

Itu baru dari 1 pohon! Sementara di Kecamatan Sragi, Lampung Selatan, Suwarno yang membudidayakan buah naga kuning sudah beberapa kali panen. Hasil tiap kali panen rata-rata mencapai 17 ton/ha. Lha, hitung sendiri itu berapa kalau dirupiahkan!

Untung Berlipat
Menurut Tulus Subagyo, buah naga termasuk jenis tanaman yang tak mengenal musim. Maksudnya, tanaman ini berbuah sepanjang tahun. ’’Pada produksi penuh, tanaman buah naga ini sirkulasinya mencapai 5—7 kali pembuahan/tahun,’’ ungkap mantan TKI Jepang ini.

Tulus mengemukakan budidaya buah naga sangat prospektif. Itulah sebabnya dirinya semakin serius menekuni budidaya buah ini. Kata dia, jika menanam 1000 bibit saja, pada panen tahun pertama akan diperoleh pendapatan bersih per bulan sebesar Rp 6,5 juta. Pendapatan itu sudah benar-benar bersih karena sudah dikurangi ongkos budidaya, tenaga, dan lain-lainnya.

Menariknya lagi, dan ini yang membuat Tulus semakin bergairah membudidayakannya, berdasarkan pengalamannya, Tulus mengatakan bahwa keuntungan dari tanamam ini tiap tahun berlipat dan akan terus berlipat hingga tanaman berusia 15 tahun.

Jika tanam 1000 bibit dan memperoleh pendapatan bersih Rp 6,5 juta/bulan pada tahun pertama, pada tahun kedua pendapatan bersihnya menjadi sebesar Rp 14 juta/bulan. ’’Begitu. Dan seterusnya akan berkelipatan sampai 15 tahun, bahkan 20 tahun,’’ kata dia.

Bagaimana keuntungan bisa meningkat drastis seperti itu? Tulus menjelaskan, itu karena sulur-sulur produksi pada tanaman buah naga semakin lama semakin banyak. Bertambah banyaknya sulur produksi itu membuat tanaman akan menghasilkan buah yang semakin banyak pula. [KUSWINARTO]

0 komentar: