Sabtu, 19 September 2009

Cari Modal di Hong Kong Cukup 2 Tahun

Lilik-Suroto Buka Toko dan Wartel

Hanya satu periode (dua tahun) saja Lilik Yunariati (32) menjadi pekerja rumahtangga di Hong Kong. Namun, ia sukses bawa sejumlah modal untuk mendirikan usaha demi menopang biaya hidup sekeluarga.


Pasangan Lilik-Suroto (36) yang berdomisili di Desa Sidorejo RT 17 RW 06, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, Jawa Timur, kini sibuk dengan usaha toko pracangan dan kios wartelnya.

’’Meski banyak warga yang sudah punya HP, ternyata wartel saya masih eksis dan mampu menghasilkan uang. Dua tahun silam ketika usaha wartel ini mulai berdiri, memang sangat menjanjikan. Setelah semua orang sudah pegang HP, sya merasa grogi, khawatir wartel saya nggak laku. E, ternyata semua di luar dugaan, meski hasilnya sedikit turun,’’ kata Suroto.

Selama ditinggal Lilik menjadi pekerja rumahtangga di Hong Kong sejak tahun 1998, Suroto bekerja sebagai buruh kasar. Menjadi kuli batu sampai di Balikpapan, Kaltim. Setelah ada kiriman uang dari istrinya, Suroto mencoba membeli mobil pick-up bisnis jasa angkutan. Tak peduli siang atau malam, mobilnya laris mengantar pedagang bakso keliling setiap ada pertunjukan wayang, ludruk, atau ketoprak. Sering pula dicarter pedagang untuk mengambil dagangan di kota. Kalau sedang lowong dan tidak ada yang mencarter, dia gunakan mobil itu untuk berjualan ikan. Ia membeli ikan segar di Pantai Sendang biru lalu menjajakannya dari satu desa ke desa yang lain.

Setelah dirasa cukup lama menyusuri jalanan, Lilik Suroto sepakat mendirikan usaha rumahan. Teras rumahnya yang dulu hanya sebagai ruang kosong direhab menjadi sebuah toko dan ditempati dua KBU Wartel. Isi dangangan tokonya sudah lumayan lengkap sehingga mampu mencukupi kebutuhan masyarakat di sekitarnya.

Tahun 2000 sang istri kembali ke tanah air, dan tidak lagi tertarik untuk kembali mendulang dolar di luar negeri.
Hasil dari toko dan wartel sudah lumayan untuk mencukupi kebutuhan sehar- hari.

’’Lebih enjoy dan lebih mantap kalau berkeluarga itu berkumpul jadi satu. Setelah saya telusuri dengan cermat, kalau terus-terusan suami-istri itu berpisah, apa pun bisa terjadi. Misalnya percekcokan, perceraian, dan lain sebagainya. Suami yang dirumah kalau nggak betah juga akan keluyuran dan menghabiskan uang yang dikirimkan,’’ tutur Lilik .

Keluarga Lilik-Suroto yang merasa baghagia ini dikaruniai dua orang anak. Yang sulung laki-laki diberi nama Gidion Obing Prastyo sedang si bungsu perempuan dengan nama Imelda Paulin. [RIDWAN ASMARA/5-1]

0 komentar: