Sabtu, 19 September 2009

Beternak Jengkerik [1]


Modal Kecil, Kerja Mudah, Hasil Gede

Biasanya, jengkerik hanya untuk mainan anak kampung. Namun, serangga ini kini menjadi komoditas yang menggairahkan dunia bisnis. Telah banyak orang beternak dan bisnis jengkerik. Dalam sebulan, jutaan rupiah bisa dikantongi.


Tidak percaya? Datang saja ke sentra ternak jengkerik, semisal Pranggang dan Sumberagung. Hingga 5 tahun lalu, di dua desa yang masuk Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, ini orang yang beternak jengkerik masih bisa dihitung dengan jari. Namun sekarang, kebanyakan penduduk jadi peternak jengkerik.

Beternak jengkerik, seperti diakui beberapa warga, memang sedang ngetren di desanya. Alasan memelihara jengkerik memang cukup mengena. Pertama, beternak jengkerik bisa dikerjakan baik oleh lelaki maupun perempuan. Kedua, pemeliharaan dan perawatannya tidak terlalu rumit, tidak memerlukan obat-obatan. Ketiga, beternak jengkerik tidak memakan waktu yang lama dan khusus, bisa juga dijadikan sambilan. Pemeliharaan jengkerik hanya memakan waktu 1 bulan sudah panen. Keempat, boks (kandang jengkerik) tidak memerlukan tempat khusus. Boks bisa diletakkan di halaman rumah, dalam rumah, di dapur, dan sebagainya. Kelima, menjualnya juga tidak sulit karena di dua desa itu ada beberapa bakul yang selalu siap membeli jengkerik selain bakul dari tepat lain yang acapkali datang mencari jengkerik. Keenam, beternak jengkerik hasilnya cukup memuaskan.

Ada tiga ’produk’ dari jengkerik yang bisa menghasilkan uang, yakni telur jengkerik, indukan jengkerik (dipelihara dengan maksud untuk dijadikan petelur), dan panenan jengkerik. Dengan demikian, seorang peternak jengkerik dapat mengkhususkan diri sebagai penghasil telur jengkerik, penyedia indukan jengkerik, atau sebagai orang yang menetaskan telur jengkerik dan membesarkannya hingga siap panen.

Yang dilakukan kebanyakan penduduk adalah menetaskan telur dan membesarkan jengkeriknya hingga siap panen. Hanya beberapa orang yang menelurkan jengkerik dan menyediakan indukan jengkerik. Penduduk yang akan memelihara jengkerik akan membeli telur dari yang menelurkan jengkerik.

Saat ini, harga jual jengkerik sedang bagus. Jengkerik panenan yang dijual ke tengkulak harganya Rp 34.000 – 35.000/kg. Bisa dihitung. Jika seorang peternak memelihara 1 boks jengkerik, setelah dipelihara 1 bulan, dia akan panen. Jika panenan itu dijual, 1 boks jengkerik itu bisa menghasilkan Rp 1.400.000 - 1.750.000. Ini karena 1 boks bisa menghasilkan 40-50 kg jengkerik, sedangkan harga jengkerik Rp 34.000-35.000/kg.

Itu baru hasil dari 1 boks jengkerik. Padahal, di Desa Pranggang dan Desa Sumberagung, hampir tidak ada yang memelihara jengkerik hanya 1 boks. Banyak yang memelihara jengkerik hingga puluhan boks. Tentu, bisa diperkirakan berapa rupiah yang bisa dihasilkan setelah pemeliharaan berusia 1 bulan.

Banyak cerita di dua desa ini peternak jengkerik sukses meraup jutaan rupiah dalam sebulan. Hal itu membuat peternak jengkerik semakin meningkatkan kuantitas dan kualitasnya. Di samping itu, penduduk yang tidak memelihara jengkerik jadi tergerak juga untuk ikut beternak jengkerik. Ketika Peduli menyusuri dua desa itu, terlihat banyak yang sedang membuat boks untuk memelihara jengkerik. Bisnis ternak jengkerik ini agaknya memang terlalu sayang kalau cuma dilirik.

Pasar
Ide beternak dan bisnis jengkerik muncul seiring dengan meningatnya kebutuhan masyarakat akan jengkerik. Kebutuhan akan jengkerik tidak dapat lagi tercukupi jika pemasok mendapatkan jengkerik dari berburu di ladang-ladang atau kebun.

Peningkatan kebutuhan akan jengkerik itu seiring dengan meningkatkan animo masyarakat memelihara burung atau ikan. Sebagian burung dan ikan piaraan—ikan arwana, misalnya—adalah pemakan jengkerik selain makanan jenis lain.

Terutama pemelihara burung atau ikan di daerah perkotaan, yang di sana jengkerik sulit didapatkan, membeli jengkerik untuk mencukupi kebutuhan burung atau ikannya tentu saja menjadi pilihan utama.
Kebutuhan akan jengkerik tentu lebih besar lagi bagi para peternak dan pedagang burung atau ikan. Sebab, mereka tentu saja memiliki burung atau ikan dalam jumlah yang banyak dan semuanya tentu saja harus diberi makan.

Melihat animo masyarakat yang semakin meningkat untuk memelihara burung atau ikan, bisa diperkirakan beternak dan bisnis jengkerik, seperti yang dilakukan oleh penduduk Desa Pranggang dan Desa Sumberagung, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, bisa tetap baik. Bahkan, bisa jadi masa depan peternak dan bisnis jengkerik ini semakin hari semakin baik. [kus/6-1]

0 komentar: