Jumat, 18 September 2009

Titik Winarti: Pidato di Markas PBB-nya jadi Promosi

Sebelumnya, siapa pernah menyangka perempuan berhati mulia ini bisa melenggang ke Kantor Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat? Apalagi, hanya bermodalkan kemuliaan hati!

Kemuliaan hati. Itulah tampaknya yang layak dinobatkan sebagai kata kunci dalam kisah sukses ini. Sebab, jika modal uang, ya usaha mana yang tidak perlu modal uang? Banyak pula pengusaha kreatif, tetapi tidak menarik perhatian PBB. Kemuliaan hati. Nah itulah yang kemudian diramu dengan krativitas, ketekunan, dan kemauan keras oleh Titik Winarti, yang membuat ia sukses dalam bisnis, tetapi juga mendapatkan kebanggaan lebih karena diperhatikan organisasi dunia sekaliber PBB.

Kalau menilik modal awalnya, ya, biasa-biasa saja. Lha wong jumlahnya pun hanya Rp 500 ribu. Titik Winarti menekuni usaha kerajinan tangan (handicraft).

Momentum Lebaran
Waktu itu tahun 1995. Tiba-tiba saja Titik menyadari bahwa setiap menjelang hari raya Idul Fitri ia selalu tidak puas melihat suasana rumahnya yang tampak biasa-biasa saja. Dia ingin tampil beda. Ia ingin mengisi rumahnya, termasuk ruang tamunya, dengan barang-barang kerajinan yang menarik yang dibuatnya sendiri!

Akhirnya, para tamu yang datang berlebaran ke rumahnya pun memuji-muji karyanya. Buntutnya, mereka memesan produk yang sama. Padahal saat itu Titik masih dalam taraf belajar.

Dua tahun kemudian (1997), pesanan mulai ramai. Titik pun mulai berpikir bagaimana mengembangkan usahanya. ’’Saya melihat peluang ini bagus sekali. Sejak itu saya membuka usaha Tiara Handicraft di Jalan Sidosermo Indah Surabaya,’’ jelasnya.

Berpidato di Markas PBB
Karena yakin usahanya akan berkembang dengan baik Tititk pun meminta kepada suaminya untuk keluar dari pekerjaannya dan bersama dirinya menekuni usaha ini, sekaligus merekrut karyawan lebih banyak.

’’Awalnya cuma dua, sekarang saya sudah punya 40 karyawan. Mereka ini rata saya ambil dari Panti Bina Daksa yang menaungi anak-anak cacat serta Panti Bina Remaja yang rata-rata dari anak-anak putus sekolah,’’ tambahnya.

Berhasil mengembangkan usaha kerajinan di Surabaya. Ia pun mendapatkan kredit dari sebuah koperasi di daerahnya. Ia tak menyangka, koperasi tersebut mengikutkan namanya di ajang Microcredit Award 2005. Titik kemudian berhasil meraih gelar Microcredit Award 2005 itu, menyisihkan ratusan pengusaha nasional lainnya. Bukan itu saja. Usaha kecilnya ini mendapatkan perhatian dari PBB, hingga ia diundang untuk berpidato di Markas PBB, New York, AS.

Dampaknya luar biasa. Banyak orang yang lebih mengenal usahanya, sehingga pidato di forum PBB itu jadi promosi bagi pengembangan usahanya. Yang menarik, produk cinderamatanya dibikin para tunadaksa dan anak-anak putus sekolah. Ini dilakukannya setelah lima tahun menggeluti usahanya tersebut. Ia tergerak merekrut mereka setelah melihat keadaan di sekitar lingkungannya yang cukup memmrihatinkan.

Meski dirasakan berat pada awalnya, dengan sedikit perhatian, ternyata mereka mampu berkarya dan punya keinginan besar untuk berkembang. ’’Kita akan menemukan potensi yang istimewa pada diri mereka, yakni daya konsentrasi yang tinggi,’’ ujar Titik, memuji para pekerjanya tersebut.

Telaten dan Peduli
Namun demikian, Titik berusaha agar para calon pembeli tidak melihat, siapa pembuat produknya tersebut. Berdasarkan pengalamannya, banyak orang membeli produknya berdasarkan rasa belas kasihan. Tapi kini berbalik. Peningkatan kualitas produknya, mampu merambah pasar internasional. "Kini mereka melihat produknya dulu, baru tahu siapa pembuatnya," ujarnya.

Perempuan kelahiran Surabaya, 11 Maret 1970 ini merupakan perempuan Indonesia pertama yang meraih penghargaan ’’The Global Microintrepreneur Award,’’ saat pencanangan International Year Of Microcredit 2005 dari PBB.

Telaten dan peduli sekitar, itulah tips yang diberikan Titik pada para UKM lain yang ingin sukses. Ia melihat, sebenarnya potensi lingkungan sekitar bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan usaha. Titik tak sekadar omong kosong. Ia telah membuktikannya sendiri. Meskipun 80 persen pegawainya cacat, Titik tak pernah sepi order. Selain menerima pesanan lokal, produk Titik juga merambah Jepang, Australia, Eropa, hingga Amerika. [KD]


Jenis usaha: Handicraft
Modal awal: Rp 500 ribu
Omzet per bulan: Rp 20-50 juta
Tips sukses: Telaten dan peduli lingkungan sekitar

0 komentar: