Jumat, 25 September 2009

Sate Cempe [2

Selalu Berusaha Familier pada Pelanggan

Membuka usaha kedai sate hingga meraih omzet mencapai Rp 200 juta memang tak mudah. Jika ditanya tentang kiat bisnisnya untuk meraih sukses seperti sekarang Unik hanya menjawab bahwa ia lebih mengdepankan kejujuran ketimbang manajemen untuk mengelola keuangannya. Bahkan, sang pegawai pun lebih sreg disebutnya sebagai rekan kerja.


’’Saya selalu berusaha untuk melatih diri dan menanamkan kejujuran di benak rekan kerja Saya. Sehingga, semuanya (pegawai-Red) bebas untuk pegang kasir. Nggak harus dipegang oleh satu orang atau istri Saya saja. Siapapun yang ingin pegang boleh,’’ terang Unik.

Malah, kalaupun sang rekan kerja ingin makan sate saban hari atau mencuri uang hasil jerih payahnya pun Unik tak ambil pusing. ’’Mau makan sate silahkan ambil, kalau mau nyolong ya ayuk. Tetap Saya biarkan pegang kasir. Tapi Saya batasi ruang geraknya dan Saya awasi dari jauh,’’ tukasnya.

Karena berpegang pada kejujuran itulah Unik mengaku tak pernah mencatat hasil pemasukannya hari itu. ’’Yang penting cukup untuk makan dan mencukupi kebutuhan anak, istri dan rekan kerja Saya itu saja sudah cukup,’’

Selain itu, kesuksesan yang diraih itu diakui Unik merupakan hasil dari liputan wartawan. Ia meraa sangat beruntung karena sejak diliput oleh sebuah televisi lokal kedai satenya jadi ramai dikunjungi pembeli. Yang semula hanya laku 3 – 4 kambing saja mulai mencapai 10 – 20 kambing. Bahkan, setelah liputan kedua televise lokal yang baru berdiri beberapa bulan ini ia mampu menghabiskan sampai 40 kambing setiap malam.

Terakhir, dalam hal pelayanan kedai ’Sate Kambing Barongan’ adalah kunci utama. Pasalnya, pria ini menerapkan asas kekeluargaan dalam memberikan service¬-nya. ’’Soal pelayanan kepada pembeli bukan lagi kunci utama tapi sudah fardlu ‘ain. Yang penting itu merasa familier. Entah itu menyapa duluan atau assalamu’alaikum, masiyo nggak kenal tapi berusaha untuk selalu akrap supaya pembeli itu merasa nyaman,’’ ungkapnya.

Saking akrabnya, Unik pun bersedia terjun langsung untuk memindahkan mobil atau menyeberangkan pelanggannya tanpa ditarik biaya. ’’Maklum, kedai saya nggak punya lahan parkir. Jadi kalau waktu makan siang parkirnya sampai menutupi kantor-kantor di sekitarnya. Ini juga yang membuat saya merasa sungkan sama mereka,’’ keluhnya.

Karena itulah, Unik memiliki obsesi untuk membuka satu cabang yang letaknya tak jauh dari kedainya sekarang namun dengan lahan parkir yang luas. Selain itu, ia juga berharap bisa membawa kedua orangtuanya untuk menunaikan ibadah haji tahun ini sebelum ia berangkat haji bersama istri dan anaknya. ’’Amin. Mudah-mudahan bisa terkabul. Itu memang keinginan Saya.’’ [NUY HARBIS]

0 komentar: