Jumat, 25 September 2009

Memroduksi Gula Jawa

Geno Jadi Pioner di Kabupaten Trenggalek

Sudah sekitar 2 tahun berjalan, perekonomiaan masyarakat Kecamatan Pule makin menggeliat. Setelah pembudidayaan sapi perah menunjukkan keberhasilasn, kini di kecamatan tersebut, tepatnya di Desa Krajan (300 m sebelah barat Pasar Pule), dikembangkan pabrik pengolahan gula jawa dari tebu.


Pelaku sekaligus pemilik usaha ini adalah Geno (50). Ayah seorang anak hasil dari pernikahannya dengan Wagiyem (45) ini, baru 2 bulan mendirikan usaha penggilingan tebu untuk dijadikan gula jawa.

Usaha itu dibuka Geno setelah medapatkan saran dari orang-orang yang berpengalaman bahwa membuat gula jawa memiliki prospek yang cukup menjanjikan.

Di Wilayah Pule, sudah 2 tahun ini banyak ladang penduduk yang telah disulap menjadi ladang tebu. Menurut salah seorang pegawai Kecamatan Pule, di seluruh wilayahnya terdapat lebih dari seratus hektar lahan tebu.

''Awalnya saya ragu, namun dengan niat ingsun dengan modal Rp 30 juta saya gunakan untuk membuat rumah produksi serta membeli 1 set mesin giling bekas beserta 9 buah jedhi, yang saya beli dari Madiun,'' ungkap Geno.

Didukung Keluarga
Geno sendiri mencoba terjun pada usaha pembuatan gula jawa ini telah mendapat dukungan dari keluarga, bahkan anak menantunya (Rahmat Mustofa) yang saat ini bekerja menjadi TKI di Korea.

''Saya sarankan juga pada Mustafa bila dapat uang, daripada untuk membangun rumah, lebih baik untuk modal buka usaha. Mustafa sendiri mengiyakan,'' tuturnya.

Dengan 4 orang karyawan, dalam sehari pabrik milik Geno mampu menggiling tebu sebanyak 5 ton. Dari olahan tersebut Geno bisa memperoleh 5 kuintal gula jawa. Jumlah produksi, kata Geno, bisa meningkat pada bulan Agustus hingga September. Hal ini karena pada bulan-bulan itu merupakan puncak musim kemarau sehingga kandungan gula pada tanaman tebu bisa optimal.

Untuk mencukupi kebutuhan bahan baku produksinya, Geno sementara ini cukup membeli tebu dari penduduk di Wilayah Pule dengan harga Rp 24.000/kuintal. Saat ini, harga gula jawa Rp 3.500/kg atau Rp 350.000/kuintal.

Bila dalam satu hari bisa giling sebanyak 5 ton tebu dengan harga Rp 1.200.000, akan dihasilkan 5 kuintal gula seharga Rp 1.750.000. Setelah dikurangi biaya operasional Rp 100.000 dan gaji karyawan setiap kuintal gula sebesar Rp 20.000 = Rp 100.000, Geno akan memperoleh penghasilan bersih Rp 350.000/hari.

Saat ini pemasaran gula hasil produksi Geno cukup dijual ke pabrik kecap yang berada di Desa Ngetal, Kecamatan Pogalan, Trenggalek. Dalam waktu dua bulan ini, Geno sudah dapat mengirimkan gula sebanyak 2.5 ton ke pabrik kecap tersebut dan masih ada sekitar 1.5 ton yang siap kirim.

Kendala
Kendala yang dialami sebetulnya tidak banyak. ''Mengenai kendala, dari sektor produksinya, belum ada. Ya, paling-paling urusan mesin gilingnya dan itu wajar. Pasalnya, saya akui ini hal baru bagi saya dan karyawan saya. Bagi saya, saat ini kendala utama adalah permodalan untuk membeli bahan baku bila saatnya tebu panen raya,'' ujarnya.

Saat ini, paling tidak Geno telah menjadi pelopor di Trenggalek, khususnya di Kecamatan Pule. Pasalnya, saat ini di kecamatan tersebut Geno-lah satu-satunya warga yang berani mendirikan pabrik pengolahan gula jawa. Tidak hanya di Kecamatan Pule, bahkah mungkin di Kabupaten Trenggalek, Geno-lah satu-satunya. [PUR]

0 komentar: