Minggu, 20 September 2009

Jika Musim Dingin Tiba [

Musim dingin sering identik dengan masalah kulit kering dan pecah-pecah, terutama di daeah bibir, telapak kaki, dan tangan. Udara dingin sampai berada di bawah nol derajat celcius ternyata dapat membuat masalah kulit Anda semakin parah. Mengapa? Apa saja penyebab kulit pecah-pecah dan bagaimana cara mengatasinya?

Banyak orang berpikir bahwa masalah kulit kering dan pecah-pecah hanya timbul akibat berinteraksi dengan air. Aktivitas mencuci seringkali dikaitkan sebagai penyebab timbulnya masalah ini. Persepsi itu memang tidak salah.

’’Tapi, air hanyalah salah satu media penyebab timbulnya kulit kering dan pecah-pecah. Justru kondisi alam dan lingkungan suatu daerah dengan suhu dingin mencapai minus derajat celcius yang harus diwaspadai karena jika tidak segera diatasi akan memperburuk masalah kulit seseorang,’’ ujar spesialis kulit dan kelamin, Dr Melania Sasongko, SpKK.

Menurutnya, kulit kering dan pecah-pecah sangat bergantung pada kondisi lemak di lapisan kulit (lipid). Bila lipid jumlahnya sedikit, maka air yang terdapat pada kulit menguap karena terjadi peningkatan TEWL (trans epidermal warm loss).

Begitu pula sebaliknya. Bagi Anda yang memiliki lipid tebal, maka kelembaban kulitnya akan terjaga bahkan cenderung berlebih. Sebab, lipid inilah yang bertugas menjaga kelembaban kulit dari penguapan air. Tak heran, orang yang bertubuh gemuk cenderung mengalami masalah keringat berlebih.

Penguapan air dalam tubuh utamanya yang berada di lapisan kulit sangat dipengaruhi oleh faktor alam dan lingkungan. Hal ini banyak disebabkan oleh suhu dan kelembaban suatu daerah. Pada daerah yang memiliki musim dingin dengan kelembaban rendah seperti Hong Kong atau ruangan ber-AC dapat menyebabkan pelembab pada kulit berkurang, sehingga kulit terasa kering dan bersisik kemudian pecah-pecah. Sedangkan pada negara tropis seperti Indonesia yang hanya memiliki dua musim dengan kelembaban tinggi mencapai 70–80 persen cenderung jarang bermasalah dengan kulit kering apalagi pecah-pecah.

’’Kalaupun mengalami kulit kering dan pecah-pecah di negara tropis, maka hal itu terjadi akibat kulit tidak dilindungi dengan benar,’’ lanjut Melani, begitu ia akrab disapa.

Sandal
Perlindungan ini mencakup perlindungan fisik dan kimiawi sesuai fungsi utama kulit sebagai proteksi terhadap kerusakan fisik dan kimiawi. Telapak kaki dan tangan adalah bagian tubuh yang kerap menjadi dampak tidak adanya proteksi yang benar.

’’Kerusakan fisik berarti menghindari kontak langsung dengan kulit. Penggunaan sandal untuk pelindung kaki dari lantai atau benda padat lainnya adalah upaya pencegahan yang baik. Sedangkan kerusakan kimiawi sering disebabkan oleh alergi dan bahan-bahan iritan,’’ papar Melani saat ditemui oleh Majalah Peduli di tempat paraktiknya jalan Kartini No. 108 Surabaya.

Penggunaan karet sebagai bahan sandal terkadang dapat menyebabkan timbulnya iritasi pada sebagian orang. Bila kulit telah teriritasi, maka dapat menjadi kering hingga timbul luka dan infeksi pada kulit yang ditandai dengan kulit pecah-pecah dan mengelupas. Penggunaan pelembab kulit, kosmetika kulit atau deterjen juga dapat menjadi penyebab iritasi atau alergi.

Selain itu, masalah kulit kering dan pecah-pecah juga disebabkan oleh faktor genetik, aging (penuaan) dan adanya penyakit ichtyosis dengan gejala kulit pecah-pecah dan bersisik seluruh tubuh. Kebiasaan menggunakan bahan sulfur (belerang) pada kulit sebagai bahan sabun mandi juga dapat mengeringkan lapisan kulit. [NUY HARBIS]

0 komentar: