Sabtu, 23 Februari 2008

LAKI-LAKI KAYA DAN PANGERAN MISKIN


Mungkin, bagi sebagian cewek, menemukan pangeran idaman alias seorang pria yang akan diajak menikah adalah gampang. Terutama jika perempuan itu cantik jelita, berkulit mulus, dan halus pula budi-bahasanya. Lha sedangkan aku? Jangankan lenggak-lenggokku, senyumku aja seperti senyum orang kremian dan jauh dari kata seksi.


Emmh....bicara soal pria idaman adalah urusan cewek yang paling menyenangkan sekaligus paling mengkhawatirkan. Sudah menjadi rahasia umum (dilihat dari kategori umur) jika pria berumur 35 sampai 50 tahun (lebih dikit juga gpp) adalah pria yang justru seksi apalagi mapan secara finansial, sehingga banyak cewek yang mengincarnya. Namun tragisnya, pria-pria kategori tersebut sudah ada yang punya...hick! Dan sudah menjadi rahasia umum pula jika di antara mereka yang "duren" alias duda keren, yang tak jarang menjadi rebutan.

Menurutku juga demikian. Sederet pria berumur 35 - 50 tahunan, kaya sekaligus sukses yang termasuk kategori terbaik negeri ini adalah pria terseksi sepanjang sejarah percintaan. Itulah mengapa mereka menjadi incaran para cewek yang memenuhi sederet persyaratan. Pria yang tidak hati-hati, akan kehilangan wibawa. Jika tergelincir, harga diri menjadi taruhannya.

Suatu saat aku bincang-bincang dengan seorang "the best financial motivator" di Indonesia. Aku bilang padanya, bahwa aku ingin kaya dulu baru menikah. Namun dia bilang sebaliknya, ’’Menikah dulu baru kaya, kawin dengan orang kaya, kenapa tidak?’’

Menikah dengan pria kaya merupakan salah satu alasan cewek untuk menikah sejak Zaman Cinderella dulu. Tapi benarkah menikah dengan pria kaya akan membuat kita bahagia? Belum tentu. Ingat cerita klasik tentang orang yang bernama Bernard, ahli bedah jantung dan istrinya Stacy? Stacy mengabdikan diri bersama pria kaya itu. Setiap kali tak lupa ia melengkapi minuman yang ia persembahkan untuk suaminya dengan es batu yang berbentuk hati. Toh suaminya kabur dengan perempuan lain.

Banyak juga pria kaya yang bosan dengan kehidupan rumah tangganya. Selingkuh adalah jawabannya. Entah itu selingkuh dengan satu wanita, dua wanita ataupun banyak wanita, memilih cerai untuk menikah lagi ataupun poligami. Sedangkan bagi pria-pria kaya sekaligus sukses memilih bertahan dan larut dengan pekerjaan dan segala aktivitasnya. Mereka tidak hanya sukses dalam karier tapi juga sukses dalam rumah tangganya. Masalahnya, aku ingin menemukan pria kaya sekaligus sukses itu. Berapa persen pria seperti yang ada dalam impian setiap cewek -termasuk aku itu, di dunia? Sangat langka?

Sebagai rujukannya adalah berapa persen pria kaya di dunia atau jika lebih spesifik lagi di Indonesia? Katakanlah sekian persen saja. Itu saja masih dikurangi dengan pria yang tak normal seperti homo, banci, alkoholik, pecandu narkoba, berpenyakit kelamin, ataupun impoten.

Lalu yang sedikit itu menjadi rebutan semua cewek? Huh....! Aku pasti akan mengundurkan diri dari kompetisi ini, tanpa diminta. Sekarang aku telah memiliki jawaban untuk pertanyaan sang "the best financial motivator terbaik’’ itu, yang ditujukan padaku. Jawabannya adalah : ’’Aku tidak akan berkompetisi untuk pria kaya kategori terbaik alias kategori sukses,’’ lagian kebanyakan mereka sudah ada yang punya. Bukankah hal ini akan sia-sia dan membuang-buang usia? Jika yang masih lajang pun, sudah aku pastikan aku tak kan mampu, aku cukup tahu diri dengan penampilan fisikku...cieeee.

Apakah sisa dari pria kaya? Jawabannya adalah pria miskin. Seperti halnya pria kaya, pria miskin juga memiliki level-level tertentu. Ada pria miskin yang sudah miskin berantakan pula, alkoholik, pecandu narkoba, dan suka ngemplang. Masih ditambah dengan yang homo dan impoten. Lalu jika aku memilih pria miskin, tentu saja harus kategori terbaik yaitu pria miskin yang sukses, penyayang, setia, produktif, berkepribadian dan berkarakter. Tinggal sedikit motivasi saja maka hidupnya akan lebih baik dan lebih bergairah. Nah, jika aku berkompetisi untuk pria miskin yang sukses (karena menurutku kaya itu tidak berarti sukses) maka kemungkinan besar aku mampu. Kenapa? Karena aku juga termasuk pada level "miskin yang sukses" ini. Tinggal mengutarakan hati dan gayung pun kemungkinan besar akan bersambut. Dan sekarang aku sudah menemukannya.

Maka, kalau pun yang tersisa untuk kita hanyalah laki-laki miskin, so what gitu loh!! [ENI KUSUMA]

Dari Peduli Nomor 16

1 komentar:

rose mengatakan...

tulisan yang mengalir dengan bagus