Jumat, 09 Oktober 2009

Ratih Sanggarwati

Dirikan Lembaga Pendidikan Ratih Sang (LPSR)

NAMA Ratih Sanggarwati, mulai dikenal publik tahun 80-an setelah memenangkan Putri Fotogenik pada pemilihan Putri Remaja Indonesia dan None Jakarta 1983. Dari acara tersebut, nama perempuan kelahiran Ngawi, Jawa Timur, 8 Desember 1962 ini kemudian melambung. ’’Kesuksesan saya di karir berkat, kesungguhan saya dalam berkarir,’’ ujarnya saat ditemui di Surabaya.


Tak salah, jika kemudian sederet prestasi membanggakan akhirnya ia raih. Tak hanya skala nasional, pemilik tinggi/berat 172 cm/60 kg ini juga berani menjelajah pasar model internasional.

’’Bagi saya, dunia mode tak boleh dijalani dengan sekadarnya atau numpang lewat saja. Dunia ini harus dijalani sepenuh hati, bahkan kalau bisa mengalir dalam aliran darah,’’ ungkapnya.

Kini di usia yang tak lagi muda, Ratih tampaknya berharap terus menjalankan profesinya di dunia mode. Dan jalur yang dipilihnya adalah dengan mendirikan sebuah sekolah modeling dan pengembangan kepribadian yang diberi nama Lembaga Pendidikan Ratih Sanggarwati (LPRS) pada tahun 2005 di Jakarta. Disusul kota lain di Jogjakarta, Surabaya, dan Sidoarjo.
Sekolah yang ia dirikan, menyediakan berbagai macam fasilitas yang memang diperuntukkan bagi peragawati muslimah. Di antaranya mengenal etiket atau tata pergaulan Islami dan internasional, belajar tata busana, cara berkomunikasi, cara jalan di atas catwalk, pengembangan diri, kepercayaan diri, sampai make up untuk tampil di panggung. ’’Di luar semua itu, kita juga memberi materi pemahaman agama Islam,’’ ujar perempuan berjilbab ini.

Kini, Ratih memang jarang sekali tampil di panggung peragaan. Namun, kiprahnya tetap berkibar dengan berbagai aktivitas yang lebih mensyiarkan Islam. Tak hanya sebatas mendirikan sekolah model, Ratih juga meluncurkan beberapa buku yang mengupas masalah estetika penampilan dan cara berkerudung. Kelahiran buku ini didorong oleh asumsinya bahwa banyak perempuan muslim yang belum berani berkerudung lantaran takut tidak terlihat cantik lagi dan akan susah berkarir.

Ditemui seusai acara pemilihan Model Muslimah 2007 yang berlangsung di Balai Pemuda Surabaya, perempuan cantik yang murah senyum ini mengatakan, salah satu tujuannya mendirikan sekolah tersebut ialah ingin melihat para muslimah bisa tetap berbusana modis dan berkarir di dunia modeling.

Nomor Satu Keluarga
SEBAGAI perempuan karir, Ratih Sanggarwati atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ratih Sang, ternyata sangat memperhatikan kehidupan rumah tangganya. Di tengah kesibukan berbagai acara, wanita yang selalu tampil modis ini, berusaha tetap menjaga keharmonisan keluarganya. “Keluarga adalah segalanya,” ujarnya.

Misalnya, ketika pada siang hari ia harus berangkat mengisi sebuah workshop di Surabaya, paginya ia tetap mengantar anaknya ke sekolah. Meskipun jarak Surabaya ke Jakarta lumayan jauh, selama bisa langsung pulang-pergi, ia lebih memilih untuk kembali ke Jakarta pada sorenya. Padahal setelah mengisi workshop ia harus mengajar di lembaga pendidikannya di Sidoarjo. ’’Capek sih, tapi itu semua harus berjalan,’’ katanya.

Ketika malam hari, Ratih mengatakan, anaknya wajib melihat wajah orangtuanya sebelum tidur. Hal itu menurutnya sangat baik. Dan ia mencoba menerapkannya setiap hari.

Namun ketika ia harus mengisi acara yang mengharuskan menginap, kecanggihan teknologi menjadi jembatan untuk komunikasi dengan keluarga. Misalnya, ketika ia berangkat di wilayah Natuna yang tak memiliki rute penerbangan tiap hari ke Jakarta. ’’Ya, minimal kita coba berhubungan via telepon atau handphone. Jadi anak tak akan merasa kehilangan ibunya.’’

Mengenai peran perempuan karir, Ratih menganggap semua itu adalah sebuah ’sedekah’ bagi keluarga. Jika kita ’bersedekah’ dengan ikhlas pada keluarga, semua akan mendapat imbalan dari Sang Pencipta.

Untuk itu, ia selalu mencoba berkompromi dengan suaminya. Ketika si istri tak bisa mengantarkan anak ke sekolah, karena kesibukan, ya Bapaknya harus ikhlas mengantar. Atau ketika si perempuan karir, tak ada waktu untuk memasak, ya bagaimana caranya, bisa makan diluar bersama. ’’Selama itu bukan sebuah Big Deal, kan bisa dimusyawarahkan,’’ jelasnya.

Ratih juga mengatakan, mestinya para suami senang ketika si Istri mendapat penghasilan lebih. Apalagi jika kemudian penghasilan istri lebih banyak daripada suami. ’’Selama kita bijak tak ada masalah,’’ terang penyuka warna merah ini. [DEWI]

1 komentar:

Varida DY mengatakan...

tau nggak alamat sekolah model ratih sang yg ada di surabaya?