Jumat, 09 Oktober 2009

Bisnis Minuman Sari Kedelai

Cara Membuatnya Gampang, Modal Kecil pun Oke

Tak usah dilabeli sebagai minuman kesehatan pun, menilik bahan dasarnya, orang akan tahu bahwa sari dhele (sari kedelai) kaya protein, vitamin, dan lain-lain yang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia. Rasanya pun enak, dan karenanya sari dhele merupakan komoditas yang bagus.


Sekilas, kita akan sulit membedakan antara susu dan sari kedelai, karena warnanya persis sama. Kita baru bisa membedakannya setelah merasakannya. Sesuai dengan namanya, minuman kesehatan ini murni dibuat dari kedelai. Selama ini masyarakat sudah biasa mengkonsumsi kedelai dalam bentuk tempe ataupun tahu. Kedelai dikenal memiliki kandungan gizi yang tinggi antara lain kalsium, karbohidrat, fosfor, zat besi, vitamin A, B komplek, air dan terutama lesitin.

Lesitin diketehui memiliki keampuhan untuk menggelontor timbunan kolesterol dalam darah dan jaringan tubuh lainnya. Lesitin juga mampu membantu proses peremajaan, merontokkan jaringan tubuh yang sudah rusak dan mengganti dengan jaringan yang baru. Dengan kata lain, lesitin boleh dijuluki sebagai zat pengawet muda.

Kandungan lesitin sari kedelai jauh lebih tinggi dibanding dengan yang terdapat pada tahu atau tempe. Dari proses pembuatan sampai tahu atau tempe siap dikonsumsi banyak kandungan lesitin yang terbuang karena proses peragian maupun penggorengan.

Merebaknya produk minuman maupun makanan kesehatan ini sebenarnya sudah dimulai sejak sepuluh tahun terakhir baik yang pabrikan maupun yang skala rumahan.

Salah seorang yangmenekuni usaha pembuatan sekaligus menjual minuman sari kedelai ialah Joko (35) warga Plosokandang, Tulungagung. Setiap hari biasanya ia mangkal menjajakan minuman sari kedelai buatannya tepat di depan Terminal Bus Tulungagung.

’’Saya mulai jualan sari dele ini sejak tahun 2000 silam. Mengapa saya pilih sari dhele (sari kedelai, Red), karena biayanya ringan dan proses pembuatannya pun mudah. Juga, resiko kerugiannya kecil, bila tidak habis satu hari, dibuang pun tidak rugi. Hal ini disebabkan harga kedelai cukup murah dalam hitungan bila dibuat sari kedelai karena dengan laku tiga liter saja sudah bisa menutup biaya produksi,’’ ujarnya menjelaskan.

Setiap harinya Joko bisa menjual rata-rata 15 liter sari dhele. Dalam penyajiannya ke konsumen biasanya diberi tambahan gula dan sedikit susu kaleng dan es. ’’Dengan memberi sedikit susu maka aroma apek dari kedelai akan hilang. Apalagi bila ditambahkan es batu dan sirup,’’ tuturnya berpromosi.

Untuk menambah variasi rasa sebenarnya bisa dilakukan dengan menggunakan sirup dengan berbagai rasa buah. ’’Pembeli saya kebanyakan hanya minta dengan es dan sirup yang saya buat dari gula merah katanya lebih terasa khas dan rasa delenya masih terasa,’’ ujar Joko.

Dalam satu hari jualan mulai jam 9.00 pagi sampai jam 4.00 sore bila 15 liter sari kedelainya habis terjual ia dapat membawa pulang uang tidak kurang dari Rp 80 ribu. Setelah dipotong pembelian bahan baku 1 kg kedelai, 1 kaleng susu dan es batu serta biaya produksi, maka untung bersihnya sekitar Rp 60.000.

Kendala yang dialami selama ini menurut Joko relatif tidak ada hanya bila musim hujan saja konsumen sepi. ’’Memang awal-awalnya sering mengalami kendala sari dhele saya cepet basi, namun setelah ketemu rahasiannya tidak pernah lagi bahkan sampai sore pun sari dhele saya rasanya tetap segar. Sebetulnya kuncinya cukup sepele yaitu sari dhele jangan terlalu kental, supaya tidak cepat basi. Setiap 1 kg kedelai rata-rata harus dijadikan 12 sampai 15 liter sari dele,’’ ujarnya.

Dari hasil jualan sari dele ini Joko bisa memperoleh hasil rata-rata Rp 1,5 juta - Rp 1.8 juta/bulan. Dari pendapatan tersebut Joko cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya dan masih bisa menyisihkan untuk calon biaya sekolah Ahmad Riza (5) anak laki-lakinya yang saat ini baru duduk di bangku TK.

’’Obsesi saya adalah ingin memiliki kedai kusus minuman kesehatan dengan berbagai rasa dan kkhasiat,’’ katanya tentang apa yang kini diangankannya. [PURWO]

0 komentar: