Kamis, 10 Januari 2008

Café de Kossta


Arsusi alias Ida, suatu kali mengatakan bahwa ’’sangar sastra’’ yang dibentuknya, Café de Kossta, mesti dibiarkan terbuka. Seperti halnya sebuah café, semua orang boleh datang, sekadar nongkrong, methingkrang, njenthit, atau mau apa, sambil minum juga boleh, makan juga boleh, makan apa saja, minum apa saja, boleh bayar sendiri, boleh nraktir dan ditraktir, pokoknya bebas banget. Tetapi jangan salah, bebas banget bukan berarti liar, sebab kebebasan sebebas-bebasnya pun ada batasnya, berupa: kebebasan orang/pihak lain.

Begitulah pula kenyataan yang bisa kita lihat di milis kossakata@yahoogroups.com [ada yang datang, betah berlama-lama, ada yang nongol dan segera lenyap bagai ditelan bumi, ada yang cat katon cat ilang [sesekali muncul dan beberapa kali menghilang?].

Ida, sejak awal sudah bercita-cita memiliki penerbitan sendiri, untuk membantu teman-teman yang ingin menerbitkan karya tulisnya --yang memerlukan bantuan, tentunya. Tetapi, cita-cita itu hingga kini belum juga kesampaian. Kalaupun misalnya dalam waktu dekat bisa direalisasikan, penerbitan itu pun kelak juga tidak dimaksudkan untuk menjadi penerbitan yang ’’menguasai’’ tulisan para kosster. Sebab, kita akan merasa jauh lebih bangga apabila ada di antara kita yang bisa menerbitkan karyanya melalui penerbit-penerbit yang sudah ada dan punya reputasi yang membanggakan. Seperti yang terjadi pada tulisan [kumcer dan kumpuis] Maria Bo Niok. Kata Maria, ’’Pak, saya sungguh merasa bangga, sebab bukan saya menawar-nawarkan tulisan saya itu, tetapi pihak penerbit yang bersusah-payah memburunya ke rumah saya [yang perlu naik ojek ’’uji nyali’’ itu, Bon].’’

April ini juga, Eni Kusuma memutuskan pulang kembali ke tanah air [Banyuwangi] menikah dengan pria idamannya, dan menerbitkan buku motivasi Anda Luar Biasa!!!-nya. Penerbitnya Fivestar, Tangerang. Eni juga jadi salah satu maskot Festival Sastra Buruh [Blitar, 30 April – 1 Mei 2007]. Agendanya pun padat, 2 Mei Eni harus berbicara di hadapan para mahasiswa di Unibraw Malang, 3 Mei talk show di JTV dan di Delta FM Surabaya, dan 4 Mei di Universitas Jember.

Mesti saja terasa ganjil jika Café de Kossta merasa telah membantu membesarkan nama seorang Eni Kusuma, walau ketika ditanya Metro TV, SCTV, Jawa Pos, Nyata, Eni hampir selalu menyebut-nyebut nama Kossta. Dengan tidak merasa telah begini-begitu [tapi harus punya keinginan: ingin begini ingin begitu] Café de Kossta telah melakukan darma-nya benar-benar sebagai sebuah café. Gagasan-gagasan kecil mungil dan bahkan gagasan-gagasan besar, tak jarang muncul dari sebuah café yang dibiarkan tumbuh secara alamiah, tidak dikooptasi oleh ideologi, isme, aliran, atau hal-hal lain yang bersifat mengungkung.

Sedangkan, bagi Anda yang sedang atau hendak menggeluti dunia bisnis, apa pun jenisnya, di bidang jasa maupun material, jika tidak kaya ide atau gagasan, potensi untuk tergilas itu semakin besar. Itulah sebabnya, maka kita berkepentingan untuk bersama-sama menjaga agar Café de Kossta tetap berada di jalurnya.[BONARI]


peduli 13

0 komentar: