Kamis, 10 Januari 2008

Air Tuba Dibalas dengan Air Susu

Eni Kusuma penulis buku motivasi Anda Luar Biasa!!! itu, pada suatu sore di hari Minggu mengirim pesan pendek ke awak Redaksi Peduli, ’’Apakah Redaksi Peduli sudah baca Jawa Pos hari ini, tentang seseorang yang bantu biaya sekolah anak-anak tak mampu dengan modal sampah? Pengin sekali saya mengikuti jejaknya.’’

Demikianlah, ternyata di tengah kegelisahan berkait kondisi bangsa yang tak kunjung mentas dari keterpurukan ini, ketika para koruptor makin dijaring seolah makin berkembang biak --dijaring pun sering hanya nyantol sebentar lalu lepas bebas kembali, ketika ketegakan hukum dipertanyakan banyak orang, masih ada sosok-sosok yang membuat kita dapat menarik napas lega. Rasa kemanusiaan kita sebegitu tersentuhnya menyaksikan orang-orang yang tak menunggu jadi jutawan untuk bertindak sebagai dermawan.

Orang tak perlu menunggu jadi Bill Gates, jadi Alfred Nobel, atau jadi Pulitzer untuk jadi dermawan. Juga, tidak perlu menjadi kaya dengan berkorupsi lebih dulu untuk menjadi dermawan. Orang bisa beramal baik dengan apa yang dimiliki, bahkan kalau yang dimilikinya hanya seulas senyum. Ketika senyum itu tulus, itu pun bernilai sedekah, dicatat sebagai amal kebaikan, dan oleh karenanya merupakan bentuk kedermawanan pula.

Kita melihat pula kawan-kawan TKI-HK yang ketika pulang menyempatkan mampir untuk memberikan bantuan bagi seseorang yang terlilit kemiskinan di suatu kampung di salah satu sudut wilayah Jawa Timur, juga ketika para TKI HK yang tergabung di wadah NBF [Nongkrong Bareng Fans Club] atau dari komunitas lain, bahkan juga yang secara individual menyisihkan sebagian hartanya untuk disumbangkan kepada para korban semburan Lumpur Lapindo di Sidoarjo, korban Gempa Jogja beberapa waktu lalu, dan lain-lain.

Kita begitu tersentuh. Sayangnya, media-media di Indonesia tampaknya kurang tertarik atau mungkin memang tidak sempat menyaksikan aksi-aksi kemanusiaan yang sunguh mulia itu. Maka, terkait dengan pemberitaan-pemberitaan tentang duka-derita para TKI yang menerima perlakuan kurang baik hingga yang layak disebut sebagai kejahatan oleh individu, lembaga, termasuk yang bernama Pemerintah Republik Indonesia, kita bisa –untuk aksi kemanusiaan para TKI dermawan itu—mamasang [terbalik] pepatah lama, ’’Air tuba dibalas dengan air susu.’’

REDAKSI
pEDULI 14

0 komentar: