Senin, 03 Desember 2012

Menjajakan Kereta Mainan Mendulang Uang dari Anak-anak

Penjaja mainan anak ternyata bisa meraup untung sampai ratusan ribu rupiah dalam beberapa jam kerja saja. Dalam 10 bulan modal usaha yang dikeluarkan sudah bisa kembali. Waktu luang yang ada bisa dimanfaatkan untuk usaha yang lainnya lagi. Dijumpai Peduli beberapa waktu lalu di sebuah pasar kaget, pria asal Jombang ini tengah sibuk mengoperasikan alat pengendali kereta mainan usai menaikan seorang bocah ke dalam gerbong kereta. Saat Peduli menanyakan berapa harga kereta mainan itu dan bisa dibeli dimana, pria berumur 39 tahun ini langsung menawarkan kereta yang dibawanya itu kepada Peduli.

”Kalau Mbak mau, beli saja kereta milik saya ini. Saya jual 14,5 juta. Komplit Mbak. Sudah dapat rel-nya, ditambah gensetnya sekalian rombongnya juga. Itu murah Mbak. Kalau Mbak mau beli yang baru harus pesan dulu sekitar 3 bulan. Itu belum rel-nya. Gensetnya juga harus beli sekitar Rp 1,5 juta. Bikin rombongnya juga sekitar 2 jutaan. Lebih baik beli punya saya ini saja,” ujar pria berperawakan sedang ini berpromosi kepada Peduli.

Agar Peduli tertarik membeli, pria yang sebelumnya pernah mencoba menjual bubur ayam ini gencar berpromosi lagi.

”Usaha seperti ini enak dan mudah. Sekali naik anak-anak diminta membayar 3 ribu. Kereta berkeliling paling lama 5 menit. 1 gerbong kereta mainan bisa dinaiki 2 anak. Kalau ada 4 gerbong sekali berputar bisa menampung 8 anak. Dalam 5 menit saja kita sudah bisa dapat uang 24 ribu. Saya ini paling apes dapat uang 50 ribu dalam sehari. Ini saja baru sekitar jam 5 sore tadi saya buka, sekarang saya sudah dapat uang Rp 117.000. Padahal ini baru jam 7 malam. Kalau saya buka sampai jam 10 malam nanti, saya bisa dapat uang lebih banyak lagi,” ujarnya seraya menunjukan uang yang sudah ia dapatkan untuk meyakinkan agar Peduli mau membeli kereta mainannya itu.

Saat Peduli memancing dengan pertanyaan berapa lama modal yang sudah dikeluarkan tadi bisa kembali, pria yang kos di daerah Brebek-Waru, Sidoarjo ini langsung mengatakan akan kembali sekitar 10 bulan.

”Kalau Mbak setiap hari keluar itu bisa kembali dalam 10 bulan. Anggap saja sedang apes dan lagi sepi orang terus cuma dapat uang 50 ribu dalam sehari ya, kalau dikalikan 30 hari itu sudah ketemu 1,5 juta. Kalau 1,5 juta dikali sepuluh bulan sudah ketemu 15 juta. Modal sudah kembali bukan? Tapi itu kalau lagi apes. Kalau lagi rame bisa lebih cepat lagi balik modalnya. Saya saja seminggu lalu buka dari jam 5 sore terus saya tutup jam 11 malam dapat uangnya 450 ribu mbak,”lanjut Budi.

Ia pun lantas memberikan tips bagaimana supaya bisa dapat uang banyak seperti dirinya kala itu.

”Sering-sering denger kabar dari orang mbak. Kalau ada acara orang hajatan nikahan yang ada hiburan dangdutan atau semacamnya ikutan aja. Buka di tempat itu. Bisa juga ikutan teman-teman perkumpulan pasar kaget seperti saya ini. Anggota pasar kaget saya ini ada 25 orang, kami biasanya pindah-pindah jualannya. Seperti hari ini di daerah sini. Besok kami geser dikit ke arah utara, terus lusa ke daerah mana lagi. Pokoknya kami berkoordinasi satu sama lain. Jadi bisa pindah-pindah lokasi. Kelompok saya ini jualannya dari bundaaran Waru ini sampai RSUD Sidoarjo sana,”katanya.

Kesukaan Anak-anak

Ia menambahkan tidak perlu khawatir jika tidak ingin bergabung dengan komunitas pasar kaget yang harus berpindah tempat dan terkadang sampai jauh, sebab usaha ini bisa dibuka di tempat yang mana bisa dibuka sendirian saja.

”Nggak usah takut nggak laku. Pasti lakunya. Pokoknya di mana banyak anak-anak pasti ada yang naik mainan ini. Sekarang ini banyak orang tua yang rela nggak beli pakaian untuk dirinya sendiri asalkan anaknya bisa seneng-seneng. Nah, mainan kereta ini kesukaan anak-anak. Cari lokasi yang ramai anak-anak. Bisa diperkampungan. Bisa juga di perumahan. Kalau perlu minta izin sama orang RW-nya. Nanti ngasih sedikit sumbangan untuk uang kas RW. Kalau saya sama teman-teman pasar kaget ini biasanya urunan 2 ribuan, terus uangnya kita kumpulkan untuk dikasih ke kas RW. Kadang nggak minta izin juga nggak apa-apa kok. Jangan takut kalau soal lokasi. Saya punya lokas-lokasi yang strategis. Kalau mbak jadi beli saya kasih tahu sama mbak semuanya. Biar mbak bisa menjajakannya di sana,” terang Budi panjang lebar.

Tak hanya itu, Budi pun semakin gigih memberi tahu enaknya memiliki usaha semacam ini kepada Peduli lagi.

”Kalau mbak belum pernah berdagang, saran saya sih jangan berdagang pakaian atau sejenisnya gitu. Soalnya takutnya mbak nggak kuat mental. Kebanyakan orang kalau mau beli barang kan suka tawar menawar. Nah, kalau pedagang pemula itu suka malu gitu menawarkan barang dagangannya sendiri. Belum lagi merasa sakit hati kalau barang dagangannya di tawar orang. Kalau nggak kuat mental bisa-bisa gulung tikar dalam waktu singkat karena perputaran barangnya lumayan lama. Makanya enakan menjajakan mainan untuk anak seperti ini. Kita tidak perlu tawar menawar lagi. Tinggal dikasih tahu aja sekali naik bayar 3 ribu rupiah, nanti mereka langsung memutuskan mau naik kereta apa nggak. Tapi kebanyakan mau naik. Karena orang tua suka nggak tega kalau anaknya sudah minta naik begitu,” imbuhnya.

Biaya Operasionalnya Kecil

Keunggulan lainnya menurut Budi adalah investasi barang tetap dan pengeluaran untuk operasional lumayan kecil. Sehingga pendapatan yang diperoleh banyak.

”Kalau orang jualan pakaian itu, uang yang didapatkan itu harus segera diputer, dibelikan barang agar bisa berjualan kembali. Kalau nggak begitu ya nggak bisa dagang lagi. Padahal untuk berjualan kan banyak yang dibutuhkan selain kulakan barang, kita perlu transport untuk beli barang dan berjualan keliling. Dengan begitu keuntungan yang didapat jadi sedikit setelah dikurangi yang tadi itu. Beda dengan usaha kayak gini ini. Saya paling hanya mengeluarkan sekitar 3 liter bensin untuk operasional mainan ini. Itu pun cuma dari jam 5 sore hingga 10 malam saja. Punya usaha kayak gini ini bisa dijadikan investasi mbak,”lanjutnya.

Keuntungan lainnya menurut Budi ia bisa punya banyak waktu luang yang ia pakai untuk usaha lainnya.

”Saya kalau pagi hari bisa tiduran lebih lama. Kadang saya juga pakai waktu di pagi hari itu untuk dagang bersama teman-teman saya yang lainnya. Jadi bisa punya banyak usaha selain menjajakan mainan anak-anak ini,”ucapnya lagi.

Selain dari berkeliling menjajakan main kereta dari satu tempat ke tempat lain untuk mendapatkan uang, menurut Budi, ia juga bisa menempuh dengan cara lain lainnya, yakni menyewakan alat ini pada acara ulang tahun anak.

”Saya juga menyewakan mainan ini di acara ulang tahun anak-anak kok. Bisa tawar menawar sama yang punya acara dulu. Mau berapa jam menyewa mainan saya ini. Tempo hari saya sewakan 200 ribu untuk acara sekitar 3 jam. Setelah dari acara itu saya pindah ke tempat lain untuk buka lagi,”tambahnya.

Jika seseorang merasa malu ataupun tak mau repot mengoperasikan sendiri usahanya ini, orang itu bisa mencari orang lain yang bisa dipercayainya untuk menjalankan usahanya ini.

”Cari saja saudara atau siapa yang bisa dipercaya gitu. Saya ini kan juga begitu. Sebenarnya yang punya kereta mainan ini teman saya. Dia minta tolong saya menjalankannya. Kami bagi hasil 50%-50% tiap hari. Saya langsung ngasih uang yang saya peroleh hari ini ke teman saya itu. Hasil uang hari ini dibagi dua. Dan teman saya itu sudah pesan ke saya, kalau ada yang mau membeli kereta mainan ini silakan saja. Ya dengan harga yang saya katakan tadi. Jadi hubungi saja saya kalau mbak mau beli kereta mainan ini,”tuturnya seraya memberikan nomor hpnya ke Peduli. [niken anggraini]

1 komentar:

Kereta Mini mengatakan...

Pak menawi pengen kersa mainan kereta monggo nggih