Selasa, 12 Februari 2008

TELUNJUK BULAN


Aku hadir sebagai benih, pemula dari ratap
kebekuan, tanpa sapuan embun dan gurat-
gurat cakrawala, terpasung di
kubah Sang Kala



Angin menimangku, di kelembutan belai derai sunyi
menentang gunjingan kerak dan petang
tentang makna kesempurnaan yang
Yang terampas dalam sepatah
kata!

Hadirnya telunjuk bulan, memberi arah pada
kisi-kisi persegi, penanda hidup tlah di
mulai
Namun petir membelah tunasku
terlempar aku di keberadaan sisi dunia bernama
fana

Malam berlalu angkuh!
Memburu mimpi yang tergerai di lambaian
siluet fajar. Tak perduli tunasku setengah sempurna
dan luka tengah menganga

Kini siapa salah; tunasku berduri
dan aku berayun riang dalam asuhan badai []



dari:
MEI SS

[Catatan: Mei Suwartini Sumardi alias Swastika Mahartika, kini telah mendirikan usaha warnet, Warnet Biru di sebelah utara Perempatan Jeruksing, Ponorogo, Jatim]

0 komentar: