Memroduksi Susu Bubuk, Permen, dan KerupukBerbeda dengan Ganggring yang terkenal dengan peternakan dan pembibitan kambing peranakan Ettawa (PE), Dusun Kemirikebo yang terletak kurang lebih satu kilometer sebelah timur Dusun Nganggring lebih dikenal sebagai sentra penghasil olahan susu kambing. Pengolahan itu dilakukan oleh sebuah kelompok yang dinakaman Unit Pengolahan Susu Kambing Etawa Mulya. Kelompok ini diawaki oleh 14 perempuan warga Dusun Kemirikebo.
Menurut Ny. Kirman Sutrisno, ketua kelompok Ettawa Mulya, dengan adanya unit ini semua elemen masyarakat Dusun Kemirikebo dapat dikatakan terlibat dalam usaha peternakan kambing.’’Orang tua sebagai peternak, perempuan tergabung dalam unit pengelolaan, dan anak-anak muda bekerja pada kelompol ternak maupun pemodal,’’ jelasnya.
Saat ini setiap harinya, Ettawa Mulya mengolah susu kambing hingga 80 liter. Namun produksi susu dari kelompok ternak baru mencapai 50-60 liter/hari. Sehingga Ettawa Mulya harus mendatangkan bahan baku berupa susu kambing segar dari tempat lain, yaitu peternakan kambing PE di daerah Kulon Progo.
Produk utama Etawa Mulya adalah susu bubuk. Sejauh ini, Ettawa Mulya tidak mengalami hambatan dalam hal pemasaran. Berapa pun jumlah susu bubuk yang diproduksi selalu dapat diserap oleh pasar. Beberapa komunitas di wilayah Yogyakarta dan Solo, menjadi pelanggan tetap Etawa Mulya. Komunitas inilah yang membeli semua produksi kelompok dan memasarkannya dalam jaringan mereka.
Sedangkan produk lain berupa dodol, permen, maupun kerupuk tidak secara rutin diproduksi dan hanya menjadi pelengkap saja dari olahan utama berupa susu bubuk. Ketiga jenis olahan ini hanya dipasarkan secara terbatas, dalam berbagai pameran maupun kunjungan tamu ke kelompok.
Meski usaha pengolahan susu kambing ini tampak lancar, namun untuk mencapai kondisi seperti sekarang, dibutuhkan waktu yang cukup panjang. Ny. Kirman menceritakan bahwa dulunya kelompok peternak mengalami kendala besar dalam hal pemasaran susu. Pihak pengepul yang pernah berjanji akan menjualkan seluruh produksi susu kelompok peternak Kemirikebo, dalam kenyataannya tak mampu merealisasikan janji. Akibatnya kelompok menderita kerugian karena susu yang telah diperah tak dapat dipasarkan.
Dalam kondisi demikian, Bapak Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Kabupaten Sleman turun tangan memberi pelatihan pengolahan susu kambing kepada sejumlah perempuan Kemirikebo. Berawal dari pelatihan inilah kemudian berdiri Kelompok Pengolahan Susu Kambing Etawa Mulya pada tahun 1999.
Dengan berdirinya usaha pengolahan susu ini, bukan berarti pemasaran susu kambing tidak mengalami masalah lagi. Menurut Ny. Kirman selama lima tahun lamanya kelompok ini bekerja keras mencari pasar bagi produk susu bubuk mereka. Dalam kurun waktu ini, pernah juga kelompok mengalami kerugian karena 100 kilogram susu bubuk yang dipasarkan seorang mitra tidak terbayar.
Suatu saat, kelompok ini kedatangan seseorang yang merupakan bagian dari sebuah komunitas yang meyakini bahwa mengkonsumsi susu kambing baik untuk menjaga kesehatan tubuh, seperti ajaran yang mereka terima. Dalam perjalanannya komunitas inilah yang kemudian menjadi pelanggan tetap Ettawa Mulya.
Saat ini kelompok Etawa Mulya dapat dikatakan telah cukup mapan. Etawa Mulya dapat membayar susu yang disetorkan kepada kelompok secara langsung. Harga per liter susu yang disetorkan di sini adalah Rp 17 ribu. Sedangkan tenaga pengolah susu dibayar sesuai banyaknya susu yang mampu mereka olah. Tak puas dengan apa yang ada, kelompok ini ingin mengembangkan usahanya di masa depan. Saat ini kelompok telah mampu membeli lahan seluas tiga ribu meter persegi yang sementara ini masih disewakan untuk peternakan kambing. [am]
1 komentar:
bagaimana kalo ikut bergabung dgn kelompok ini? sy pengen ikut gabung, sy di solo,
Posting Komentar