Menyadari usianya sudah mulai tua dan sang suami akan memasuki masa pension, Lilik Orianto memutar otak menciptakan usaha yang bisa menopang ekonomi keluarga saat suaminya pensiun nanti. Istri dosen ITS Surabaya ini kemudian memutuskan menjadi perajin mutiara dan akesoris sejak 2003.
Awalnya wanita Surabaya yang akrab dipanggil Lilik ini memang sangat menyenangi perhiasan mutiara. Saking cintanya, ia memutuskan mengunjungi peternak dan perajin mutiara di Lombok untuk belajar bagaimana budidaya mutiara dan membuat aksesoris mutiara. ’’Saya berkunjung ke Lombok beberapa kali karena ingin sekali bisa membuat aksesoris mutiara,’’ urainya ramah.
Tahun 2003 lalu, Lilik memutuskan untuk membuat usaha aksesoris berbahan dasar mutiara. Lilik membeli langsung mutiara-mutiara terbaik dari Lombok, kemudian ia melakukan pemolesan, pewarnaan dan pembentukan di Surabaya. Untuk usahanya ini, ia mengeluarkan tabungannya hingga Rp 15 juta.
’’Yang mahal ya biaya mondar-mandir ke Lombok. Tapi, saya senang karena usaha ini mulai menghasilkan untung lumayan,’’ tegasnya.
Segmen Pasar
Mutiara-mutiara itu dijadikan beragam akesoris menarik seperti kalung, gelang, anting, bros, dn sebagainya.
Ia membidik pasar menengah atas, karena disadari atau tidak peminat mutiara memang dari kalangan tersebut. Untuk itulah ia rajin mengikut berbagai pameran yang digalr di Surabaya maupun di kota-kota lainnya.
Untuk sekali pameran, Lilik dibantu anaknya dan satu asisten ini bisa mendapatkan laba hingga Rp 5 juta. Sehingga bila dalam sebulan ia mengikuti hingga 3x pameran, pendapatan rata-rata Rp 15 juta bisa dia peroleh.
Selain mutiara, Lilik mulai mengembangkan pambuatan aksesoris berbahan etnik seperti bebatuan, tulang, hingga gigi sapi.
Sulit Bahan Baku
Untuk aksesoris mutiara, ia menjualnya mulai Rp 15 ribu hingga jutaan rupiah. Sedangkan aksesoris berbahan lainnya dijualnya rata-rata Rp 20 ribu hingga 150 ribu.
Kesulitan utama berbisnis ini, menurut Lilik, adalah bahan baku yang memang hanya bisa didapatkan di Lombok.
’’Budidaya mutiara hanya bisa dilakukan di Lombok karena kualitas air lautnya masih terjaga sehingga hasilnya bagus. Kalau laut Surabaya sudah banyak tercemar jadi mutiara tidak bisa tumbuh bagus,’’ terangnya.
Meski begitu Lilik masih punya harapan bisa memiliki budidaya mutiara sendiri. Kecintaannya pada mutiara membuatnya memantapkan diri untuk mengembangkan bisnis ini menjadi besar. [KD/8-1]
Mengorbit dengan Tulisan Kreatif
-
Memasuki dunia penulisan kreatif (baca: mengorbit dengan menulis puisi,
cerita, dan/atau esai) itu gampang-gampang susah. Gampangnya seperti apa,
dan
7 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar