BERBEKAL rajin dan ulet, Hendy Prayitno merintis usahanya di bidang kecantikan dan tata rambut. Kini setelah 22 tahun, Hendy Salon berkembang pesat. Tak hanya rambut kalangan biasa dan selebritis yang pernah merasakan sentuhan tangannya. Walikota Surabaya Bambang DH dan wakilnya Arief Affandi, bahkan telah menjadi langganannya sejak lama.
Siapa sangka, dari usahanya yang semula kecil di Jalan Ngaglik pada tahun 1985, kini telah berubah menjadi usaha mapan di Jalan Pacar Surabaya. Bahkan kini, usaha yang dirintis suami Ratna Dewi ini telah berkembang dan menempati lahan seluas 500 meter persegi.
Hendy menuturkan, selama 22 tahun berkarya, ia telah tiga kali berpindah lokasi. Pertama, 1985 - 1990 di Jalan Ngaglik. Lalu tahun 1990 - 1996 di Jalan Kaca Piring dan dari 1996 sampai sekarang di Jalan Pacar, sebuah kawasan strategis di jantung kota Surabaya.
’’Untuk menjadi seperti sekarang ini, membutuhkan proses yang tidak pendek. Tapi semua itu saya lalui dengan besar hati dan dengan semangat pantang menyerah,’’ ujar bapak tiga anak ini.
Selain itu, untuk bisa eksis sampai sekarang, menurutnya adalah rajin dan ulet. Itulah kunci sukses agar tetap bertahan di tengah maraknya salon dan rumah kecantikan.
Mengenai awal ia terjun ke dunia tata rambut, sebenarnya bukalah hal yang disengaja. Semua berawal dari Hendy remaja, yang mencari jati dirinya, ditengah persaingan pekerjaan yang ketat. Ia pun, mengaku sempat menjadi pedagang. Tapi ternyata tak berhasil karena memang tidak cocok. Hingga akhirnya, ia memutuskan mencoba belajar dunia tata rambut, di Salon Indra kota Pare, Kediri.
’’Saat itu sekitar tahun 1979. Disanalah saya menimba ilmu tentang rambut,’’ aku Hendy yang lahir 29 April 1961 ini.
Berangkat dari belajar di Salon Indra, akhirnya Hendy mencoba peruntungan di bisnis tersebut. Kebetulan, saat itu, katanya belum banyak salon berdiri. Dan ini akhirnya menjadi titik balik keberhasilannya. Prestasinya pun semakin menonjol. Sentuhan tangannya juga ditunggu banyak orang. Maka itu, sampai sekarang Hendy masih turun tangan dalam urusan memotong rambut.
Meski sempat berpindah-pindah tempat, Hendy yang kini dibantu sekitar 14 pegawai, termasuk adiknya Anto dan Wanto, terus memegang prinsip bahwa kepuasan pelanggan adalah yang utama.
Karena itu selain model rambut dan make up yang terus up to date, Hendy selalu berupaya menghadirkan suasana rumah dalam salonnya. ’’Biarlah pelanggan menganggap bahwa Salon ini adalah rumah keduanya,’’ tuturnya.
Keramahan yang tulus, juga diberikan Hendy bersama crew nya, agar pelanggan merasa nyaman dan enjoy berada di tempatnya. Untuk kepentingan itu juga, di sebelah salonnya juga telah berdiri depot makan yang dikelola istrinya. Namanya Resto Bu Hendy. Harganya pun relatif murah, mulai Rp 5 ribu. ’’Selain karena faktor kenyamanan, resto itu juga bentuk pengembangan usaha kami,’’ tambahnya.
Jadi Langganan Walikota
Khusus style rambut, saat konsumen minta potong rambut model tertentu, Hendy juga tidak serta merta mengiyakan. Karena belum tentu juga, model rambut yang diminta sesuai dengan bentuk wajah. ’’Saya selalu memberi masukan, model dan warna apa yang pas dengan bentuk wajah mereka. Karena jika dipaksakan, hasilnya belum tentu bagus,’’ jelasnya.
Tidak salah jika kemudian, Hendy dipercaya menjadi ahli potong rambut tetap Walikota Surabaya Bambang DH dan wakilnya Arief Afandi. ’’Pak Walikota, biasa datang ke salon kami setiap tiga minggu sekali untuk merapikan rambutnya,’’ ungkapnya bangga.
Beberapa selebritis, seperti Ita Permata Sari, Bella Saphira, Diana Pungky, Yuni Shara dan Krisdayanti, juga tak luput dari sentuhan tangannya. Sebagai bentuk eksistansinya, Hendy juga pernah memecahkan Rekor MURI dengan memotong rambut sebanyak 340 kepala, dalam waktu 26 jam. Bentuk kepeduliannya pada sesama juga diwujudkan dengan kegiatan memotong rambut gratis buat kaum kurang beruntung, di beberapa lokasi seperti Panti Asuhan. [DEWI]
Mengorbit dengan Tulisan Kreatif
-
Memasuki dunia penulisan kreatif (baca: mengorbit dengan menulis puisi,
cerita, dan/atau esai) itu gampang-gampang susah. Gampangnya seperti apa,
dan
7 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar