Minggu, 06 September 2009

Pupuk Guano [1]

Pupuk Alami yang Banyak Dicari


Kelelawar dikenal sebagai binatang bersayap yang hanya aktif pada malam hari. Meski bersayap, kelelawar termasuk dalam kategori mamalia atau hewan berdarah panas yang melakukan perkembangbiakan dengan cara melahirkan anaknya. Jumlah kelelawar cukup banyak. Bahkan, diperkirakan seperempat jumlah mamalia adalah kelelawar yang dapat dikategorikan menjadi 950 spesies.


Meski terdapat ratusan spesies, secara umum ada dua jenis kelelawar di dunia ini: megabat dan mikrobat. Megabat atau kelelawar besar dapat memiliki bentangan sayap hingga dua meter. Mereka memakan buah-buahan atau tanam-tanaman. Sedangkan mikrobat atau kelelawar kecil rata-rata seukuran tikus tanah dan merupakan jenis hewan pemakan serangga.

Kelelawar dapat ditemukan hampir di seluruh dunia, kecuali di Antarktika dan puncak gunung yan sangat tinggi. Mereka biasanya hidup dalam kelompok besar yang disebut koloni. Dalam satu koloni bisa terdapat ribuan kelelawar. Bersama koloninya, kelelawar memiliki tempat persembunyian untuk melindungi diri dari cuaca buruk dan bahaya lainnya. Tempat persembunyian yang biasa menjadi pilihan adalah lubang pohon, dinding, atap gedung, ataupun gua.

Oleh karenanya tak heran jika gua-gua di kawasan pegunungan kapur banyak yang dinamai dengan Gua Lawa (lawa = kelelawar) karena merupakan tempat persembunyian kelelawar beserta koloninya. Selain di deretan Pegunungan Seribu wilayah Gunungkidul, Wonogiri, dan Pacitan, gua lawa juga dapat dijumpai di pegunungan kapur daerah Cilacap-Kebumen. Di Kawasan Pegunungan Kendeng yang membentang dari Kudus, Pati, Grobogan, Blora, Bojonegoro, hingga Tuban, gua lawa juga dapat ditemukan.

Gua-gua semacam ini sekarang menjadi perburuan banyak pengusaha. Bukan untuk dikembangkan sebagai lokasi wisata, melainkan untuk dieskploitasi kotorannya. Ya, kotoran kelelawar dipercaya memiliki kandungan nitrogen, fospor, dan potassium yang bagus untuk memicu pertumbuhan tanaman, merangsang pertumbuhan akar dan pembuahan, serta menguatkan batang tanaman. Sehingga banyak diburu pemodal untuk dijadikan pupuk kotoran kelelawar atau biasa dikenal dengan pupuk guano.

Mamat, warga Kabupaten Wonosabo, yang sejak setahun lalu menjadi pengusaha pupuk guamo menuturkan bahwa tak ada proses pengolahan khusus untuk menghasilkan pupuk guano. Kotoran yang diambil dari dalam gua cukup dijemur saja hingga hilang kadar airnya. Jika kotoran tersebut sudah dapat terbakar, maka siap dikemas dan dijual.

Kotoran kelelawar yang telah mengendap di dasar gua memiliki kualitas yang lebih bagus karena telah mengalami proses penguraian oleh bakteri. Namun seiring dengan semakin dikenalnya pupuk guano, gua kelelawar yang belum dieksploitasi dalam jangka waktu yang panjang semakin sulit ditemukan.

Kelangkaan pupuk kimia yang terjadi di mana-mana, menjadikan pupuk guano semakin dikenal dan dicari orang. Terlebih ketika berkembang gerakan kembali ke alam, dimana bahan-bahan pangan yang tidak terkontaminasi bahan kimia, termasuk pupuk kimia, menjadi kecenderungan. [am]

0 komentar: