Kambing dan Kesejahteraan Warga Nganggring
Seperti kebanyakan kelompok maupun organisasi lainnya, keanggotan Kelompok Tani Mandiri juga mengalami pasang surut. Pada awal berdirinya kelompok ini beranggotakan 40 orang. Jumlah tersebut sempat menyusut karena sebagian anggota muda meninggalkan desanya untuk merantau ke kota lain atau bahkan negara lain. Penyusutan anggota juga terjadi karena adanya anggota yang meninggal dunia dan keluarganya tak ada yang mau melanjutkan keanggotaan.
Namun kemajuan nyata dari adanya kelompok ternak ini akhirnya memanggil anak-anak muda untuk pulang dan bertahan di desanya. Menurut Winarto, Ketua Seksi Peternakan Kelompok Tani Mandiri, keberadaan usaha kambing kelompok di Nganggring sangat berdampak terhadap kondisi kesejahteraan warganya.
Kardi Utama yang terlibat dalam kelompok sejak awal berdirinya menuturkan, tahun 1980-an baru ada dua rumah tembok di Kampung Nganggring. Sepeda motor juga baru ada dua buah di kampung ini. Kesuksesan usaha peternakan kambing pada akhirnya mengubah semua itu.
Dampak tersebut tak hanya dirasakan oleh anggota, namun juga oleh semua warga Nganggring. Dengan jumlah uang kas yang cukup besar yang berasal dari iuran anggota, penyewaan lahan, kunjungan, pengawinan, penjualan susu, maupun penjualan kambing, kelompok ini bahkan mampu membiayai fisik di Nganggring. Seperti pembangunan masjid, pemasangan instalasi listrik, pemasangan instalasi air bersih, hingga pengerasan jalan kampung. Pengerasan jalan inilah yang pada akhirnya membuat Nganggring semakin banyak dikunjungi orang.
Usaha peternakan kambing di kampung ini dapat dikatakan sebagai pusat aktivitas ekonomi warga Nganggring. Beternak telah menjadi mata pencaharian sekaligus kebanggaan warga, termasuk anak-anak mudanya. Menurut Winarto, keberhasilan salah seorang anggota muda dalam kelompok ini mampu memotivasi anak muda lainnya untuk terjun dalam usaha peternakan kambing.
Kemajuan lain yang dicapai oleh kelompok ini adalah diadakannya pasar kambing khusus peranakan Ettawah (PE) pada bulan Maret 2007. Pasar ini diadakan setiap hari Rabu dan Minggu. Ide pendirian pasar kambing PE ini dilatarbelakangi tingginya permintaan kambing PE dari DI Yogyakarta dan sekitarnya. Sementara itu pasar kambing PE baru ada satu, yaitu di Kaligesing, Purworejo.
Pada setiap pasaran, tak hanya para anggota saja yang menggelar dagangannya, tetapi juga pedagang dari dari luar Nganggring, bahkan luar Sleman seperti Solo, Boyolali, dan Magelang. Para pedagang ini selain datang untuk menjual ternaknya biasanya juga membeli ternak dari aktivitas di pasar ini.
Dari setiap kambing yang terjual, kelompok memungut retribusi sebesar Rp 500/ekor. Dalam setiap minggunya rata-rata kambing yang terjual sebanyak 10-15 ekor. Namun penjualan kambing tidak hanya terjadi pada hari pasaran saja. Di kelompok ini, jual-beli kambing dapat terjadi setiap hari.
Dalam hal produksi susu, Kelompok Tani Mandiri memiliki mekanisme tersendiri. Anggota kelompok yang ingin menjual susu kambingnya tidak perlu memerah sendiri. Sebab telah tersedia tenaga pemerah yang juga merupakan anggota kelompok. Dengan demikian, pemilik kambing tinggal menerima hasil bersih dari uang penjual susu kambing mereka.
Kelompok ini menjual susu kepada konsumen seharga Rp.20 ribu /liter. Kebijakan satu pintu, yaitu penjualan melalui kelompok, menjadikan harga susu relative stabil. Dari setiap liter susu kambing, pemilik mendapatkan hasil Rp 11.500. Selebihnya untuk ongkos pemerahan, biaya operasional, dan kas kelompok. Meski jumlah kambing dalam kelompok cukup banyak, tetapi susu yang dihasilkan rata-rata hanya 15 liter per hari atau sekitar 30% dari permintaan pasar.
Tampaknya sebagian besar anggota kelompok memang lebih berorientasi pada pembibitan, sehingga membiarkan anakan memperoleh asupan susu yang cukup dari induknya. Sebab hasil dari usaha pembibitan cukup menjanjikan. Anakan usia tiga sampai empat bulan dari induk dengan ras PE yang tinggi dapat terjual hingga empat juta rupiah. Bahkan belum lama ini, seekor anakan usia tiga bulan terjual seharga Rp 25 juta! [am]
Mengorbit dengan Tulisan Kreatif
-
Memasuki dunia penulisan kreatif (baca: mengorbit dengan menulis puisi,
cerita, dan/atau esai) itu gampang-gampang susah. Gampangnya seperti apa,
dan
7 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar