Senin, 07 September 2009

Pupuk Guano (3)

--penambang pupuk guano [foto; amin]

Menjual dalam Partai Besar

Pupuk guano saat ini semakin banyak dilirik orang. Bukan hanya pengolahannya yang relatif mudah, melainkan juga manfaatnya yang demikian besar untuk tanaman. Di beberapa daerah tak hanya kotoran kelelawarnya saja yang diambil. Gua tempat kelelawar berada juga turut ditambang karena diyakini menjadi tempat hidup kelelawar selama ratusan bahkan ribuan tahun, sehingga mengandung fosfat dan guano.


Menurut Mamat, kotoran kelelawar memang mengandung unsur seperti NPK yang dibutuhkan tanaman. Sehingga ia bisa menggantikan fungsi pupuk kimia yang saat ini dominan digunakan oleh petani maupun pengusaha perkebunan. Inilah yang mendorong Mamat untuk menjani hidup sebagai pengusaha pupuk guano. Sejak setahun lalu, ia bersama kakaknya menekuni usaha ini.

Dalam menjalankan usahanya, tak jarang Mamat harus terlibat dalam proses eksploitasi. Seperti yang dilakukannya di Gua Lawa Dusun Puri, Kabupaten pati. Di sini, ia melibatkan warga setempat dalam proses pengambilan kotoran.

Mamat mematok harga Rp 250 untuk setiap kilogram kotoran kelelawar yang diambil oleh warga. Ia menyediakan karung yang mampu memuat kotoran hingga 60 kilogram. Jika cuaca bagus, kotoran yang dikeluarkan dari dalam gua bisa mencapai 200 karung setiap harinya. Namun, jika turun hujan, terlebih jika banjir datang, tak banyak yang bisa Mamat harapkan. Apalagi saat banyak pekerjaan di sawah, pencari kotoran hanya akan meluangkan waktu setelah menyelesaikan pekerjaan pertanian mereka. Di tempat lain, dimana tidak terlibat dalam eksploitasi, Mamat membeli guano dari warga sekitar seharga Rp 1.000 per kilogram.

’’Kalau dihitung-hitung sebenarnya rugi,’’ kata Mamat mengenai hal ini. Tetapi terkadang tak ada pilihan baginya karena membawa tenaga kerja dari daerahnya memunculkan kerepotan tersendiri. Seperti pulang kampung untuk waktu yang lama sehingga target yang diharapkan tidak terpenuhi.

Setelah diambil dari dalam gua, Mamat mengirim kotoran tersebut ke tempat usahanya di Wonosobo. Di sana kakaknya akan melakukan proses selanjutnya, yaitu mengeringkan. Satu kuintal kotoran kelelawar basah, dalam kondisi kering akan menjadi 90 kilogram. Setelah itu pupuk guano siap dipasarkan.

Setiap kilogram pupuk guano dijual Mamat dengan harga Rp 1.500. Ia tidak menjual guano secara eceran kepada pangguna, melainkan menjual dalam partai besar kepada pengusaha pupuk. Di tangan para pengusaha pupuk ini, pupuk guano akan diolah lagi dicampurkan dengan berbagai bahan lain sesuai dengan kebutuhan.

Dibandingkan dengan harga pupuk kompos yang berkisar antara Rp 500 hingga Rp 1.000, harga pupuk guano relatif lebih tinggi. Prosesnya pun lebih pendek, karena guano telah mengalami pemrosesan secara alami. Tentu saja ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para palaku usaha. Terlebih upaya melepaskan ketergantungan dari pupuk kimia kini semakin gencar dilakukan.
Sebuah kecenderungan bagus tentunya. Asalkan kearifan dalam proses eksploitasi tetap dijaga. Sebab sering kali proses-proses ini hanya mempertimbangkan aspek bisnis semata. Akibatnya terjadi kerusakan lingkungan yang justru menimbulkan kerugian panjang bagi masyarakat sekitar lokasi penambangan. [am]

1 komentar:

Agar-Agar Desserts mengatakan...

Kami berminat untuk kerjasama. Silahkan hubungi plantagar@gmail.com Kami ingin membeli dengan tujuan ke Tangerang.

Salam, Soerianto