Sabtu, 26 Mei 2012

Manis Legitnya Bisnis Kue (2)

Di Atas Pukul Lima Sore Diskon 10%

Bicara tentang kebutuhan mengenyangkan perut, Kota Surabaya boleh dibilang sebagai satu tempat yang cukup menyenangkan. Di setiap sudut kota ini terhampar tempat-tempat yang menyuguhkan hidangan ‘penggoyang lidah’. Tak hanya hidangan kelas berat, sajian ringan juga lengkap tersaji. Salah satu tempat tersebut tercatat nama Pindy Cake. Berdiri sejak tahun 2004 silam di pusat perbelanjaan Giant Hypermart, Pindy Cake menyediakan aneka jajanan istimewa mulai dari cake hingga jajanan tradisional. Beberapa sajian yang ditawarkan antara lain resoles mayones, resoles makaroni, chicken roll, black forest, hingga lemper. “Yang paling banyak dicari resoles mayonaise,” ujar Pindy, pemilik Pindy Cake. Resoles mayonaise ini berisi sosis ayam dan telur yang dipadu dengan mayones. Jangan salah karena jenis jajanan ini merupakan hasil olahan sang pemilik dan tidak akan ditemui di toko kue lainnya. ’’Saya yang buat resepnya, tidak hanya resoles mayones tapi semua kue adalah buatan sendiri,’’ imbuh gadis berusia 19 tahun ini. Soal harga juga relatif murah, dengan uang sebesar Rp 2.250 Anda sudah bisa menikmati jajanan ini. Meski terbilang belia, Pindy berani membuka usaha ini berkat ketrampilannya memasak terutama aneka kue. “Sejak SMP saya hobi bikin kue hingga sering terima pesanan. Ternyata lulus SMU saya pingin banget punya toko kue kecil-kecilan. Punya cukup modal saya langsung buka usaha ini,” terangnya. Gadis yang sering otak-atik resep ini mengaku tak butuh modal banyak untuk membuka usaha ini. ’’Kalau total modal yang saya keluarkan sekitar Rp 20 juta. Di bulan keenam modal saya sudah balik saking banyaknya pemesan,’’ terangnya. Pindy punya strategi khusus agar kue dagannya cepat laku. Apalagi kue buatannya rata-rata adalah kue basah yang cepat basi bila terlalu lama. Yang pertama adalah pintar-pintar membuat kreasi kue yang nikmat dan mengikuti perkembangan. Misalnya saja saat ini makanan berbahan mayonnaise sedang tren. Maka Pindy membuat kreasi kue resoles yang diisi mayonnaise. ’’Usai membuat inovasi resep langsung saya bagikan ke teman kuliah atau tetangga lalu saya Tanya pendapat mereka. Dari sana saya bisa menciptakan kue yang enak dan sesuai lidah orang Indonesia,’’ terangnya. Strategi lainnya adalah memberlakukan harga paket dan diskon. Di toko miliknya ia memberlakukan harga promo Rp 10 ribu dapat tiga kue. Setelah jam 5 sore, setiap kue di diskon 10%. ’’Toko saya ada diskon sebesar 10 % untuk setiap pembelian kue jenis apapun diatas jam lima sore. Nah pada saat inilah kue saya langsung diserbu pembeli,’’ kata mahasiswi semester II Universitas Dharma Cendika Surabaya. Dengan berbagai pilihan yang ada serta harga terjangkau, kue-kue yang ada di Pindy Cake sering dipesan untuk beragam acara seperti ulang tahun, pernikahan, arisan dan acara-acara kantor seperti coffee break atau rapat-rapat instansi. Untuk kue ulang tahun dan pernikahan, Pindy menyiapkan berbagai desain unik dan sesuai dengan permintaan konsumen. ’’Kalau soal desain saya selalu berusaha mengikuti perkembangan saat ini. mulai dari kreativitas bahan, aksesori, sampai penyajiannya,’’ pungkas Pindy. [dewi] Lie Tek Ting, Pemilik Usaha Kue Bakpao Ming ’’Inovasi paling Penting!’’ Salah satu makanan khas Tiongkok yang terkenal lezat adalah bakpao. Di tangan Lie Tek Ting, bakpao buatannya menjadi santapan lezat turun temurun sejak tahun 1973. Lie memang mengawali bisnis ini secara turun temurun dari kakeknya. Namun agar bisnis ini tetap bertahan tidaklah gampang. Butuh pemikiran matang dan inovasi produk agar makanan ini tetap digemari ditengah banjirnya produk makanan barat. ’’Kalau dulu bakpao hanya isi kacang hijau dan daging saja. Sekarang saya buat lebih beragam mengikuti selera konsumen terutama anak-anak muda,’’ ungkap pria yang telah 35 tahun berbisnis bakpao melanjutkan bisnis kakeknya ini. Saat ini bakpao milik Lie yang diberi nama Bakpao Ming punya beragam rasa. Diantaranya rasa telur spesial, jasio, ho yek pau (go ruk), ikan tuna, ayam, kacang hitam, kacang ijo, daging dan pandan. ’’Saat ini yang lagi diminati adalah bakpao model gapit yang tengahnya berisi daging ayam atau daging sapi. Kadar kalorinya tinggi sangat cocok untuk eksekutif muda yang butuh mobilitas tinggi tapi nggak sempat sarapan,’’ kata Lie Penjualan bakpao akan meningkat drastis biasanya bila bertepatan dengan perayaan masyarakat Tionghoa seperti Imlek, Cap Gomeh hingga Natal. Sayangnya selain momen tersebut belakangan ini bisnis bakpao mengalami penurunan akibat animo konsumen yang beralih pada kue ala barat seperti burger dan stik. ’’Namun saya tetap optimistis bisnis bakpao tetap stabil sebab keunggulan bakpao ini dengan resep tradisional, rasa khas tanpa bahan pengawet maupun pemutih sehingga saat dinikmati tak lengket dan masih kenyal meskipun disimpan hingga besok pagi,’’ jelas pria yang kini memiliki Kedai Bakpao Ming di kawasan Pasar Atum Surabaya dan 4 tempat lainnya di Jatim Dibalik kelezatan bakpao Ming tersimpan kenangan dalam eksistensi bisnis. ”Awalnya kakek saya dulu hanya bikin bakpao 50 biji dengan sekilo tepung. Lalu dijual keliling kampung pakai keranjang seng. Kemudian saya buat sistem penjualan paket 1 dus ada yang isi 6 bakpao ada yang isi 12 bakpao. Dengan ketekunan dan ketelatenan bisnis saya berkembang pesat hingga sekarang,” kenangnya. Tak hanya berjualan bakpao, Lie juga menjual beragam kue khas Tionghoa lainnya. Seperti misalnya kue ku, kue lobak, kue kukus, kue wajik, kue mangkok dan kue cang. Namun order bakpao tetap lebih unggul dibandingkan varian kue. Diakui, dalam pemasaran, mengalami pasang surut, apalagi sekarang bahan baku tepung dan minyak mengalami kenaikan sedangkan penjualan masih tetap sedangkan bila harganya dinaikkan bakpaonya tak laku. Lie menambahkan, kiat agar eksis dalam berbisnis makanan terutama kue harus pantang menyerah dan berani berinovasi. ’’Jangan pantang menyerah,’’ sarannya. [DEWI]

1 komentar:

IG on MDGs mengatakan...

nggih... bisnis kue memang lezaaattt sepanjang masa akan tetap bersemi