Jumat, 25 Mei 2012

Legen: Dulu Dibuang Kini Jadi Uang

Legen, rasanya mirip air kelapa. Namun air legen yang baru saja diambil dari pohonnya segarnya melebihi air kelapa. Inilah yang membuat air legen dicari orang. Di sepanjang jalan raya Tuban-Lamongan, di sepanjang jalan banyak dijajakan air legen dalam botol. Namun Sri Aminah beda. Ia menjajakan legen yang masih fresh langsung diambil dari pohonnya. Pembeli yang ingin menikmatinya, harus sedikit bersabar untuk mendapatkannya karena memang harus menunggu pengambil legen mengambil legen dari pohonnya.
’’Saya memang tidak mau menjual legen yang sudah dimasukkan botol karena nggak segar lagi. Selain itu legen yang sudah lama disimpan bisa jadi tuak dan memabukkan. Makanya saya jual yang fresh saja,“ ujar wanita asal Tuban ini. Menurutnya, dahulu air legen dianggap tidak memiliki nilai jual. Bahkan sering dibuang-buang. Apalagi untuk mendapatkan legen cukup mudah karena di belakang rumahnya banyak tumbuh pohon siwalan yang menghasilkan buah siwalan dan air legen. Kemudian air legen mulai dijajakan ke dalam botol-botol plastik. Cara inipun menurut Sri dianggap tidak efektif karena air legen jadi cepat berubah menjadi tuak. ’’Botol plastik kan panas jadi makin mempercepat perubahan dari legen menjadi tuak,” jelasnya. Maka sejak setahun lalu, Sri Aminah bersama suaminya memutuskan menjual air legen fresh from the oven alias langsung dari pohonnya. Suami Sri, Abdulloh, bertugas mengambil air legen sementara pembeli bisa menunggu digubuk bamboo sambil menikmati rujak manis. Setelah legen berhasil diambil dari pohonnya kemudian dimasukkan ke dalam bumbung bambu, pembeli bisa menuangkan ke dalam gelas sesuka hati dengan hitungan per gelas Rp 5.000 ribu. Cara ini ternyata mampu membuat pembeli berdatangan. “Dalam sehari antara 10-20 pengunjung mampir kemari,” ujarnya. Rujak manis buatan Sri, gula jawanya dibuat dari air legen yang dimasak. Sementara buah siwalannya oleh Sri dibuat menjadi es teler siwalan. Caranya, siwalan dipotong kecil-kecil kemudian disajikan bersama nangka, gula jawa dan santan. Rasanya sesegar es teler buatan restoran. Selain itu menurut Sri sistem jualan ini lebih praktis karena tidak perlu membuang air legen yang tak laku. (dewi)

0 komentar: