Rabu, 23 Mei 2012

Mendadak Kaya Gara-gara Digital Printing

Hobinya di bidang desain dan percetakan, mengantarkan Agus Prijanto menjadi orang kaya baru. Meski baru memulai merintis usahanya 1995, kini omzet usahanya mencapai miliaran rupiah. Sejatinya Agus tak pernah membayangkan usahanya akan sesukses ini. Apalagi kala itu usaha desain dan percetakan masih dianggap sebagai usaha sampingan yang tidak menghasilkan. Namun seiring perkembangan teknologi, desain dan percetakan menjadi salah satu faktor penting dalam rutinitas dunia usaha dan perkantoran.

’’Dulu yang datang ke tempat saya hanya orang-orang yang ingin mencetak undangan kawinan dan kartu nama saja. Namun saat ini segala promosi kegiatan usaha membutuhkan desain dan percetakan,’’ terangnya.

Sarjana Universitas Brawijaya jurusan perikanan ini mengungkapkan, dulu keahlian ini dia peroleh dari sekadar hobi. Karena bingung lulus kuliah belum mendapatkan pekerjaan, ia kemudian coba-coba mengembangkan usaha percetakan ini.

Namun nasib berkata lain, ia justru berjodoh dengan usaha ini. Menurut Agus, Bisnis digital printing adalah salah satu bisnis memiliki prospek sangat cerah dan stabil meski BBM naik. Apa pasal? Meski persaingan sudah ketat dan bukan menyangkut kebutuhan pokok namun bisnis ini ditengarai akan tetap menggeliat karena pada umumnya perusahaan swasta maupun perkantoran yang ada, memerlukan bahan-bahan percetakan setiap harinya. Apalagi menjelang hajatan pesta demokrasi pemilu 2009, bisnis ini bisa dipastikan akan menunjukkan keperkasaannya alias meledak omzetnya akibat banjir order.

Menariknya lagi, bisnis digital printing terbukti memiliki operasional cost yang terbilang rendah dengan margin hingga 300%, sehingga omset yang bisa diraih cukup lumayan. Mau tahu? Bisa mencapai Rp 100 juta sebulan atau lebih.

’’Semua itu tidak terlepas dari line bisnis yang bisa beragam dan variatif. Mulai dari digital printing, garment, percetakan, kartu nama, undangan, kop surat dan masih banyak lagi yang lain,’’ terangnya.

Namun, kesuksesan Agus yang memberi nama usahanya Smart2Print ini justru terletak pada pengembangan usahanya di berbagai kota dengan sistem waralaba (franchise).

’’Kebutuhan masyarakat yang makin tinggi untuk produk cetakan yang berkualitas, bervariatif dan murah tentunya serta masih banyaknya perusahaan percetakan yang menggunakan alat-alat konvensional dan dengan teknologi yang sangat sederhana terutama di daerah,’’ terang Agus yang menjabat Dirut PT Smart Karya Utama, perusahaan yang mengelola Smart2Print menerangkan alasannya mengembangkan pola kemitraan dalam system waralaba di bisnis percetakan.

Boleh dibilang, waralaba percetakan yang ditawarkan Agus ini satu-satunya di Indonesia. Selain itu penawaran kerjasama dengan system yang mudah inilah yang membuat bisnis Agus berkembang hingga 40 cabang dengan omset miliaran rupiah hanya dalam jangka dua tahun.

Deposit Kemitraan

Kemitraan Smart2Print dikembangkan dengan konsep deposit kemitraan. Dengan hanya mendepositkan uang senilai Rp. 175 juta, maka mitra akan dipinjami mesin-mesin printing dan material senilai kurang lebih Rp. 250 juta, beserta operatornya sekalian.

Kontrak kerjasama selama 5 tahun, setelah itu deposit akan dikembalikan 100%. Benar-benar konsep usaha yang paling bagus dan aman saat ini, yang lebih dari sekedar franchise.

Menurut Agus, konsep tersebut adalah yang pertama di Indonesia dan di dunia. ’’Ini konsep yang pertama di Indonesia dan dunia,’’ ujarnya.

Lewat konsep ini kata Agus, investasi dianggap sebagai deposit dan dikembalikan 100% setelah kontrak kerjasama berakhir. Sistem kerjasamanya profit sharing dengan prosentase pembagian 50%:50% dari keuntungan bersih setelah dikurangi zakat 2,5%.

’’Dengan konsep ini bisnis menjadi lebih prospektif bagi mitra karena dana investasi lebih aman,’’ katanya.

Dijelaskan Agus, Smart2Print dibanding bisnis sejenis lain terbukti sangat unggul. Keungulannya antara lain pertama dengan konsep one stop stop printing produknya sangat lengkap luas target marketnya karena mampu mengerjakan semua order yang termasuk bidang percetakan:cetak digital printing (banner, baliho, sticker dll), cetak kertas (buku brosur, majalah, poster, kalender dll), garment (kaos, topi, jaket, tas dll) serta souvenir ( payung, mug, gantungan kunci, bolpen, pin, stempel dll).

Keunggulan kedua, Smart2Print tidak henti melakukan product development dan inovasi. Lalu ketiga, produknya berkualitas dan dibutuhkan masyarakat di segala usia dan segala bidang dan Keempat, sebagai bisnis kemitraan Smart2Print selalu memberikan real time support kepada mitra dengan sistem yang telah online dan yang kelima adalah harga jual produknya yang sangat kompetitif, bahkan lebih murah dari perusahaan lain. ’’Dengan keunggulan tersebut Smart2Print siap menghasilkan uang,’’ tandasnya.

Deposit atau jaminannya sendiri dimulai dari Rp 100 juta untuk kota kecil, Rp 150 juta untuk kota menengah dan Rp 175 juta untuk kota besar. Menariknya, masing-masing nilai deposit tersebut sudah termasuk masa kontrak 5 tahun dan tidak dipungut franchise fee maupun royalty fee.

Mitra selanjutnya juga akan mendapat supporting untuk bisa dengan lancar menjalankan bisnis digital printing. Bantuan yang diberikan mulai dari support material, SDM hingga promosi. Sedangkan untuk training akan diberikan di kantor pusat dan ditempat melalui pendampingan.

Yang jelas menurut Agus, Smart2Print membuka seluas-luasnya kesempatan bagi calon mitra untuk bermitra dengan Smart2Print. Syaratnya mitra cukup memiliki deposit, tempat yang strategis bisa ruko atau toko di pinggir jalan, dan memiliki gambaran pasar dan wawasan yang cukup di bidang percetakan. Kesempatan terbatas hanya untuk satu mitra dalam satu wilayah/kota. [dewi]



Persyaratan Franchise

1. Luas Bangunan : 80 m2, bisa 2 bagian
2. Luas Tanah : 100 m2
3. Deskripsi Lokasi : Ruko atau toko
4. Kondisi Lokasi : Strategis, dipinggir jalan raya, ada tempat parkir
5. Fasilitas-fasilitas Operasional yang harus dipenuhi : Listrik min 2200 watt, Tlp, fax, Internet, Pdam/ air bersih
6. Komposisi SDM : 4 orang Operator mesin dan umum, 1 org admin, 1 org cs, 2 org marketing
7. Franchise Fee : Tidak ada
8. Royalty Fee : Bagi hasil 50 : 50
9. Deposit : Rp 100 juta, 150 juta, dan 175 juta (Deposit dikembalikan 100% setelah kontrak selesai)
10. Fee Lainnya : 25 juta untuk biaya persiapan ( interior, atk, marketing kit, seragam, neonbox, sample product, dll)
11. BEP : 3 – 12 bulan
12. Lama Kontrak kerjasama Franchise : 5 thn
13. Omzet : Rp 50 juta – 200 jt
14. Bukti : Proven
15. Total Investasi : 200 juta

5 komentar:

Gani mengatakan...

klo mau tanya2 seputar sistem franchisenya, bs kemana ya?

trima kasih

gani

Gani mengatakan...

klo tertarik dengan sistem franchisenya, bs menghubungi siapa dan kemana ya?

trims

ardi mengatakan...

No kontak yg bisa dihubungi klu ingin kerjasama dimana ?

Princess Printing mengatakan...

Wah, sangat mengisnpirasi nih.
Kebetulan saya juga ada niatan untuk buka bisnis ini.

syarkowi pabli mengatakan...

Untuk informasi lbh lanjut/detail harus menghubungi kemana???. Tks