Senin, 24 Maret 2008

Penjambret Merajalela Incar Wanita


JAKARTA (Pos Kota) – Aksi jambret tas kian merajalela. Bandit jalanan ini gentayangan mencari mangsa tak hanya pengendara motor, juga pejalan kaki dan calon penumpang yang sedang menunggu angkutan. Umumnya yang diincar adalah wanita.


Maraknya aksi jambret terlihat dengan banyaknya laporan warga yang menjadi korban bandit jalanan ini. Dalam tiga bulan terakhir ini saja tercatat 33 kasus aksi perampasan yang disertai dengan tindak kekerasan. Rinciannya, Januari terdapat 8 kasus, Februari, 16 kasus dan Maret tercatat 9 kasus. Belum lagi yang pasrah alias tak melapor ke polisi.

Kasus menonjol terakhir yang berakibat dengan tewasnya korban terjadi di wilayah Kalideres, Jakbar, awal Maret lalu. Bocah perempuan berusia satu tahun, Marshaliana Amalia alias Chaca tewas terhempas ke aspal setelah terlepas dari dekapan ibunya, Dini,30, yang dibonceng rekannya, Susi, 31, saat mengejar dua jambret yang merampas tasnya.

Beberapa bulan sebelumnya, wanita pekerja salon juga tewas terhempas ke aspal di Jakarta Timur akibat tasnya ditarik jambret bermotor. Tak hanya pengendara motor, pejalan kaki dan calon penumpang yang tengah menunggu angkutan juga diincar jambret.


PETA DERAH RAWAN

Nyaris tak ada wilayah di Jakarta ini yang luput dari intaian para penjambret, sejumlah ruas jalan sepi atau strategis di ibu kota ini menjadi sasaran. Ada puluhan titik rawan jambret.

Di Jakarta Utara, aksi penjambretan kerap terjadi di perempatan lampu merah Royal, Jalan Danau Sunter, Tanjung Priok, Jalan H. Benyamin Sueb, Pademangan, Jalan Jembatan Tiga, Penjaringan, perempatan Coca Cola, Kelapa Gading, serta di kawasan Sukapura, Cilincing.

Sementara di Jakarta Barat, bandit jalanan ini sering memilih wilayah, Jalan Gajah Mada, Taman Sari, Jalan Pangeran Tubagus Angke, Tambora, Jalan S Parman, Tanjung Duren, Jalan Palmerah Raya, serta kawasan Jalan Daan Mogot, Kalideres, sebagai area jajahan operasinya.

Sedang di Jakarta Pusat, daerah rawan jambret perempatan Galur, Jalan Raya Letjen Suprapto, Senen, bekas bandara di Kemayoran, dan kawasan Pasar Baru, Johar merupakan titik rawan yang mesti diwaspadai.

Sama halnya dengan di ruas jalan yang tersebar di daerah Jakarta Timur, Jalan Perintis Kemerdekaan, Pulogadung, Jalan Raya Cakung, Jalan MT Haryono, Jatinegara serta Jalan Raya Bogor, Pasar Rebo. Sejumlah daerah di Bekasi juga dilaporkan sering terjadi aksi jambret tas.


PURA-PURA BERTANYA

Beragam modus dilakukan kawanan penjahat ini untuk merampas harta korbannya. Mulai dari berlagak nanya alamat lalu merampas tas, sampai aksi brutal menarik tas dari bahu pengendara motor.

Cara kekerasan juga mereka tempuh untuk melumpuhkan korbannya, seperti memukul, menendang dan mengancam akan membunuh. Bermodalkan sepeda motor, plus sedikit nyali nekat, jambret biasanya beraksi tidak sendirian.

Kawanan ini kerap mengintai calon korbannya terlebih dulu sebelum beraksi. Kaum wanita yang tengah membawa tas yang melintas di jalan sepi selalu menjadi target empuk para begundal tersebut.

Fatmawati, 25, warga Cibinong, Bogor, nyaris terjatuh dari sepeda motornya ketika berusaha mempertahankan tas miliknya. Setelah sempat terjadi saling tarik, para pelaku yang berkendaraan motor RX King itu pun kabur membelah ruas Jalan Raya Slipi, Jakbar sambil membawa tas berisi uang dan HP.


DIAMUK MASSA

Risiko tewas diamuk massa luput dalam benak para bandit jalanan ini. Bagi mereka, itu urusan nanti yang penting tujuan tercapai. Seperti pengakuan Hendrik, 22, pemuda warga Tanjung Priok ini nyaris tewas di tangan puluhan massa setelah merampas tas milik seorang pengendara motor yang melintas di Jalan Griya Sentosa, Sunter, Tanjung Priok, pekan lalu.

Hendrik berdalih perlu uang untuk mempersunting kekasihnya. “Saya pusing nggak punya duit buat modal nikah sama pacar,” katanya.

Tersangka lain, Andre,30, dan Ramadhan,27, diamuk warga usai menjambret tas Sinta,23, yang saat itu tengah dibonceng pacarnya, Ahmad,25, di Jalan Tebet Timur Dalam, Jaksel.

Pengadilan jalanan juga menimpa Suhani,50, jambret tas milik Yana,25, yang dihakimi massa di dekat Perumahan Taman Harapan II, Bekasi, awal Maret lalu. Kupingnya putus ditebas golok, kakinya nyaris patah.


POLISI DISEBAR

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol I Ketut Untung Yoga Ana mengatakan pihaknya sudah menyebar anggota ke titik –titik yang dianggap rawan. Lokasi itu antara lain di sejumlah halte dan jalanan yang sepi serta jalur macet.

“Dengan disebarnya sejumlah anggota baik pakaian preman maupun dinas diharapkan aksi kriminalitas khususnya penjambretan dapat ditekan, “ jelas Untung Yoga sambil mengimbau masyarakat untuk waspada.

Ketut juga meminta kepada masyarakat yang menjadi korban penjambretan supaya mencatat jenis kendaraan dan nomor polisi kendaraan yang digunakan oleh pelaku dan langsung melaporkan ke kantor polisi terdekat.


JANGAN SEGAN MENEMBAK

MAKIN maraknya aksi kejahatan, khususnya pejambretan di ibu kota menuntut petugas kepolisian bertindak tegas. Bahkan jangan segan-segan untuk menembak di tempat. Demikian yang disampaikan Kriminolog Universitas Indonesia, Erlangga Masdiana saat dikonfirmasi Pos Kota, Minggu (23/3) malam.

Ditambahkan Erlangga, ketika masyarakat sudah tidak merasakan rasa aman, maka tindakan tegas menjadi pilihan logis terhadap pelaku kejahatan. “Polisi jangan takut untuk melumpuhkan mereka (red-penjahat), namun targetnya harus tepat sasaran,” ujar Erlangga. Hal ini dilakukan semata-semata untuk terapi kejut atau shock terapy agar para pelaku berpikir dua kali untuk melakukan perbuatan jahatnya.

Selain melakukan tindakan tegas, petugas juga harus mampu melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang maraknya tindak kejahatan agar lebih waspada. Setiap titik yang dianggap rawan, polisi harus mendirikan pos polisi yang dilengkapi dengan segala peralatan yang memadai.

Banyaknya korban penjambretan khususnya perempuan memang merupakan bagian dari target mereka. Perempuan masih dianggap lemah dan mudah menjadi korban kejahatan. “Ini menjadi peringatan untuk perempuan agar tidak memakai perhiasan berlebihan dan membawa barang-barang beharga saat bepergian, dan diusahakan jangan berjalan sendirian,” ujar Erlangga. [yahya/wandi/warto/c7/ird/j]

Pos Kota. Senin 24 Maret 2008

0 komentar: