Sabtu, 29 Maret 2008

Kelola dan Kendalikan Bisnis secara Online ala Yuyun Erawati

Ekspor ke Beberapa Negara, Produknya Hasil Lokal

Menganggap internet sebagai media promosi yang efektif, Yuyun mencoba menjajaki bisnis secara online. Dengan melakoni bisnis yang belum banyak digarap pengusaha, khususnya di Semarang ini, bisnis furniture milik Yuyun berkembang hingga pasar internasional. Kini hanya dengan berbekal laptop, perempuan tersebut bisa mengendalikan bisnisnya di nama dan kapan saja.



Wanita yang mengaku hobi internet sejak kecil ini awalnya menjalani bisnis furniture secara offline di Jepara. Namun, dia melihat peluang produknya di pasar lokal terbilang kurang. Merasa pasar produknya lebih banyak di luar negeri, 5 tahun lalu dia membuat web www.multielitefurnitures.com untuk memulai bisnis online-nya.

memasangnya di web. Karena kita menjual lewat gambar," ujarnya saat ditemui koran ini di warnet sekaligus rumah tinggalnya di Jalan Tlogosari Raya I No. 69 Semarang.

Lulusan Fakultas Ekonomi Stikubank ini mengaku terinspirasi dari situs Ebay. "Sebenarnya sudah banyak anak muda yang membuat blog dan menawarkan barang seperti kaos dan sepatu di situ. Hanya saja belum dikelola secara profesional," ungkap wanita single parent ini.

Namun, masalah muncul ketika dia belum menerapkan sistem keamanan yang ketat pada bisnisnya. Seorang customer meminta sampel barang sebelum memesan. Merasa akan mendapat pesanan yang banyak, Yuyun mengirim sampel tersebut meski membutuhkan biaya kirim yang mahal.

Setelah sampel dikirim, ternyata uang pembayaran tak kunjung ditransfer. Saat diteliti, si pemesan hanyalah mengumpulkan sampel dari sejumlah produsen. Sejak saat itu Yuyun tak pernah lagi mengirim sampel.

"Selain menjanjikan keuntungan, bisnis ini juga rawan penipuan. Sebab kita tak selalu tahu identitas pemesan sebenarnya," paparnya.

Ibu dari Muhammad Fernaldy Djayadinata ini lantas membuat syarat calon pembeli harus memberi DP 50 persen saat pemesanan. Dan melunasi sisa pembayaran sebelum barang dikirim. Bahkan jika furniture yang dipesan tak ada dalam katalognya, dia mempersilahkan customer mencarinya di situs lain.

Pihaknya juga akan membuatkan model furniture tersebut dengan harga yang disepakati. "Ini tergantung pintar-pintarnya kita untuk meyakinkan calon pembeli mau memenuhi syarat tersebut," ungkapnya.

Alhasil, selain terhindar dari tindak penipuan, kini bisnisnya berkembang pesat. Mebel yang dipesannya dari para pengrajin lokal sudah merambah sejumlah negara seperti Inggris, Australia, dan Amerika Serikat. Saat beberapa negara mem-black list furniture buatan Indonesia karena dinilai kualitasnya kurang, usahanya justru menghasilkan omzet tinggi.

"Sebulan paling tidak saya mengirim satu kontainer furnitures ke luar negeri," kata wanita yang menjadi pengusaha sejak lulus kuliah ini.

Bahkan, Yuyun berencana membuka web lagi untuk memasarkan produk kebaya, bantal, dan guling miliknya. "Jadi nantinya satu web bisa berhubungan dengan lainnya," ungkapnya.

Bisnis online, menurutnya, punya banyak keuntungan. Di antaranya irit modal. Ini berbeda dengan bisnis konvensional yang memerlukan tempat usaha, tempat display barang, karyawan, namun belum tentu punya market yang luas.

"Kita hanya harus pintar membuat website semenarik mungkin. Karena banyak situs serupa yang menawarkan hal yang sama," papar Yuyun yang juga menjalani kuliah internet secara online ini.

Untuk membuat orang ’melirik’ website-nya, wanita asal Surabaya ini mengaku punya tim desain khusus. Bahkan dia mempekerjakan web desainer yang menjamin situsnya akan selalu masuk peringkat sepuluh besar di search engine (mesin pencari) Google. [Ricky Fitriyanto, Red]

RADAR SEMARANG Sabtu, 29 Mar 2008

0 komentar: