Dari Peralatan Dapur Rambah Kerajinan Kayu
Sepuluh tahun lalu, Malang dikenal sebagai produsen peralatan dapur berbahan kayu, seperti misalnya cobek, sendok nasi, bakul dan masih banyak lagi.
Namun seiring masuknya produk-produk peralatan dapur dari luar negeri yang lebih murah dan berkualitas, produk-produk dari Malang mulai tersisih. Padahal ratusan masyarakat Malang hidup dari bisnis ini, salah satunya Udik Setia Adi.
Untuk itulah pria yang akrab dipanggil Udik ini memutar otak bagaimana membangkitkan kembali usaha ini.
’’Dulu produk-produk rumah tangga kami terpajang di jalan-jalan. Namun, sudah lima tahun lalu usaha ini mati suri,’’ ungkapnya didampingi istrinya ditemui saat menggelar pameran di Surabaya beberapa waktu lalu.
Tak mau berpangku tangan, Udik memutar otak agar usaha ini dapat bangkit kembali. Hingga pada 2002 lalu datang seorang pengusaha Surabaya ke rumahnya. Ia menyodorkan beberapa contoh kerajinan kayu yang di produksi dari China.
’’Saya ditantang untuk membuat kerajinan seperti contoh. Kalau bisa dia akan pesan banyak untuk diekspor,’’ ungkapnya.
Udik kembali bersemangat untuk menggairahkan usaha turun temurun dari orangtuanya tersebut. Menggunakan bahan dasar kayu MDF (kayu lapis buangan pabrik) dan modal Rp 1 juta, Udik membuat aneka kerajinan yang diinginkan pengusaha tersebut, yakni pigura kayu, rantang kayu, lemari kayu dan gantungan baju kayu. ’’Alhamdulillah ternyata dia puas dengan buatan saya sehingga dia kemudian pesan dalam jumlah besar,’’ ungkapnya yang kemudian memperoleh pesanan sebanyak satu kontainer untuk di ekspor ke China.
Pria yang kini tinggal di Batu, Malang, ini sekarang mulai banyak kebanjiran order. Ada 40 buah kerajinan kayu yang siap dihasilkan oleh Udik. Produksinya kini juga merambah kota-kota besar di Indonesia dan luar negeri. Apalagi, lanjutnya, bahan dasar kayu sangat mudah didapatkan di Malang dan sekitarnya. “Rata-rata bahannya menggunakan kayu MDF, kayu pinus dan kayu damar.
Kini Udik telah memiliki 14 orang karyawan dengan produksi sebanyak 30-50 model kerajinan setiap hari mampu dihasilkan. Harga yang dipatok bervariasi sesuai dengan tingkat kesulitan. Yang paling murah masih peralatan dapur konvensional yang dijual antara Rp 3.000 – Rp 30 ribu. Sedangkan yang sudah menggunakan motif-motif modern seperti motif tokoh kartun dan robot yang ditempel di rantang kayu, bangku, meja hingga lemari, menurut Udik prosesnya agak rumit sehingga harganya mahal. ’’Kalau yang ada gambar kartunnya paling murah Rp 30 ribu untuk rak buku atau rantang susun hingga ratusan ribu rupiah,’’ terangnya.
Ke depan, Udik ingin membangun toko khusus yang menjual kerajinan kayu buatannya. Sayangnya saat ini dana masih menjadi kendala utama. Udik mulai mengembangkan pasar kerajinan kayu ke peralatan rumah tangga yang saat ini banyak peminatnya seperti lemari kayu, box bayi, dan kursi anak. Meski begitu hingga kini Udik juga masih bertahan dengan memproduksi peralatan dapur turun temurun. [DEWI]
Mengorbit dengan Tulisan Kreatif
-
Memasuki dunia penulisan kreatif (baca: mengorbit dengan menulis puisi,
cerita, dan/atau esai) itu gampang-gampang susah. Gampangnya seperti apa,
dan
8 tahun yang lalu
5 komentar:
selamat siang..
boleh saya tau dimana saya bisa kontak pak Udik? saya tertarik dg kerajinan kayunya.
terima kasih.
untuk melihat koleksi kerajinan kayu Malang & Batu anda bisa berkunjung ke website kami di souveniroleholeh.com
malam, boleh tau kontaknya pak udik, karena web souveniroleholeh.com tidak bisa dibuka.
terima kasih
ALAMAT JLN HASANUDIN 267 JUNREJO BATU
0341462070/ 081233771845
Souvenir gelas..buat nikahan dan acara2lain...08566167003 malang raya
Posting Komentar