Istilah ngabuburit begitu terkenal saat Bulan Ramadan tiba. Memang asyik, menjelang buka puasa berjalan-jalan bersama pacar, kawan, atau keluarga kemudian disambung dengan acara buka puasa bersama.
Salah satu tempat jujugan ngabuburit di Surabaya adalah di kawasan Masjid Al-Akbar Surabaya. Masjid terbesar di Indonesia timur saat Ramadan sore hari bak pasar kaget. Para penjual tumplek blek menjajakan dagangannya. Rata-rata mereka berjualan barang-barang keperluan puasa dan lebaran, seperti misalnya busana, peralatan dapur, makanan kering, makanan dan minuman untuk buka puasa. Bahkan, counter penjualan sepeda motor pun ada.
Salah seorang pedagang yang memanfaatkan momen ini adalah Rusminah. Perempuan 40 tahun asli Surabaya ini sudah sejak 2001 alih profesi dari pedagang bubur ayam ke pedagang aneka es untuk takjil.
Dengan Rp 1.500, kita bisa menikmati es buatan Rusminah. Ada es kopyor, es buah, es campur, es dawet hingga es blewah.
’’Tiap Ramadan saya selalu jualan di sini. Karena untungnya lumayan,’’ ungkapnya.
Bermodalkan Rp 30 ribu per hari, setiap harinya Rusminah mengantongi hasil penjualan Rp 60-65 ribu. Itu berarti, keuntungannya 100 persen-nya modal. Bila setiap hari Rusminah berjualan, maka dalam sebulan ia mengantongi laba bersih sebesar Rp 900 ribu.
Tentu saja inilah yang membuat Rusminah tak pernah absen berjualan es saat Ramadhan tiba. Selain es, ia tetap menjajakan bubur ayamnya dan berjualan minuman tradisional buatan sendiri. Sebut saja es sinom, es kunyit asam, dan es beras kencur. Es tradisional tersebut dihargainya Rp 2.500 per gelas. Rusminah dengan segenap upayanya tergolong orang yang mendapatkan berkah bulan Ramadan. [KD]
Jenis usaha: Berdagang es
Modal awal: Rp 30 ribu/hari
Omzet per bulan: Rp 900 ribu
Kiat sukses: ulet dan sabar
Mengorbit dengan Tulisan Kreatif
-
Memasuki dunia penulisan kreatif (baca: mengorbit dengan menulis puisi,
cerita, dan/atau esai) itu gampang-gampang susah. Gampangnya seperti apa,
dan
7 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar