Rabu, 11 Januari 2012

Bisnis Salon Kecantikan

Butuh Keterampilan, Strategi dan Ketelatenan


Modal, keterampilan dan strategi pemasaran yang optimal merupakan syarat mutlak yang dibutuhkan saat anda membuka suatu usaha. Begitu pula bila anda ingin menggeluti bisnis salon kecantikan. Bisnis ini termasuk bisnis dengan pendapatan yang tidak dapat diprediksi. Tanpa ketiga hal tersebut, sangat mustahil bisnis ini mampu bertahan.
Membuka salon kecantikan sepertinya terlihat mudah. Sebagian orang berpikir bahwa mengelola bisnis ini hanya dibutuhkan peralatan dan tenaga saja. Padahal, bisnis salon kecantikan merupakan bisnis ‘elit’. Pertama, karena bisnis ini membutuhkan modal yang tidak sedikit.

Untuk membuka salon sederhana dengan memanfaatkan rumah sendiri saja (tanpa sewa tempat), dana yang dibutuhkan berkisar Rp 10 juta hingga Rp15 juta. Modal tersebut paling banyak dipakai untuk membeli alat-alat salon yang sudah modern menggunakan tenaga listrik seperti steamer, hair dryer, catok, alat facial, alat keramas dan masih banyak lagi. Belum lagi perlengkapan pendukung lain seperti gunting, macam-macam sisir, meja rias, kursi, rak, kaca, dan etalase. Dan, berbagai obat-obat kimia yang dipakai seperti bahan keriting, creambath, facial, make-up dan sebagainya.

“Memang ada yang dijual dengan harga miring contohnya peralatan salon. Tapi, barang-barang murah itu justru cepat rusak. Kalau sudah rusak begitu malah membutuhkan biaya ekstra karena harus membeli peralatan lagi,” ujar Inge Magdalena, Kepala Sekolah Tata Rias dan Salon Rudy Hadisuwarno.

Kedua, dibutuhkan keterampilan dan kemampuan menata rambut dan kecantikan yang juga mahal. Sebelum membuka usaha salon kecantikan, anda harus memiliki keterampilan yang bagus tentang tata rias rambut, wajah dan tren kecantikan. Dan semua itu hanya dapat diperoleh dari pendidikan formal yang harga yang tidak sedikit.


“Di sekolah ini misalnya, untuk menguasai dasar-dasar potong rambut, pewarnaan, keriting, sanggul dan rebonding butuh waktu belajar selama 4 bulan dengan biaya sekitar Rp 4 juta untuk level pertama. Pada tahap ini sebenarnya sudah bisa membuka bisnis salon kecantikan, tapi belum maksimal karena orang tersebut beru memiliki kemampuan dasar saja,” sambung Inge.

Nah, untuk belajar ke tingkat lebih mahir, bisa melanjutkan ke tingkat lanjutan yakni level 2 dan 3. Siswa yang lulus 3 level ini setara dengan lulusan Diploma 3. Sehingga
menurut Inge, di Jakarta sendiri telah tersedia kuliah lanjutan (S1) bagi yang ingin melanjutkan ke jenjang sarjana.

Selain keterampilan tata rambut si pemilik juga menguasai tata rias pengantin adat dan Eropa beserta tata cara adatnya atau menyediakan jasa spa. Karena biasanya, justru di bidang itulah yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat.

Ketiga, butuh strategi yang matang agar salon tersebut diminati pelanggan. Strategi ini sangat dipengaruhi oleh lokasi, tingkat kebutuhan penduduk sekitar dan kreatifitas pemilik dan pengelola salon. Misalnya saja dengan memberikan potongan harga bagi pelanggan tetap. Tanpa strategi pemasaran yang optimal, bisnis ini tidak akan mendapatkan pelanggan. Jika ini berlangsung secara terus menerus, maka lambat laun akan mengalami kerugian yang tidak sedikit. Utamanya bila obat-obat kimia dan peralatan yang telah dibeli menjadi rusak dan kadaluwarsa.

“Selain ketiga hal tersebut, juga diperlukan ketelatenan atau kesabaran. Saya rasa ini paling penting untuk memulai usaha salon kecantikan. Artinya, si pemilik salon harus selalu menjaga loyalitas pelanggan dengan mementingkan kepuasan mereka dan selalu mengikuti perkembangan tren. Tanpa itu, besar kemungkinan salon tersebut tidak akan bertahan lama.” (kd)


Bisnis Salon Kecantikan

Sekolah tata rambut dasar: Rp 4 juta waktu 4 bulan
Modal awal : Rp 10-15 juta
Panghasilan/bulan : antara Rp 250 ribu-Rp 25 juta


0 komentar: