Kamis, 08 Oktober 2009

Desa Penghasil Kerupuk Sadariyah [3]

Bikin Kerupuk Sadariah Itu Gampang

Membuat kerupuk sadariah itu tidak susah, demikian kata Bu Umi, salah seorang produsen kerupuk sadariah di Desa Puhjajar, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Secara detail, Bu Umi menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan kerupuk sadariah, dari menyiapkan singkong hingga kerupuk siap jual.


Singkong yang dibeli dari pedagang, pertama-tama, dikupas, lalu singkong kupasan tersebut direndam dalam air selama satu hari. Setelah itu, singkong dihaluskan. Cara menghaluskannya dengan menggilingnya. Karena Bu Umi —juga kebanyakan pembuat kerupuk lainnya— tidak memiliki mesin giling atau mesin selep, untuk menghaluskan, singkong tersebut diongkoskan. Di desanya, ada pengusaha jasa penyelepan ini. Setelah diselep, dihasilkan tepung singkong.

Proses selanjutnya, tepung singkong diayak. Pengayakan tepung singkong ini dilakukan untuk membuang sontrotnya. Sebab, dari mesin selep, tepung singkong dan sontrotnya belum dipisahkan. Setelah diayak, tepung singkong benar-benar sudah terbebas dari kotoran berupa sontrot dan beberapa jenis kotoran lain jika ada, misalnya, kerikil.

Langkah selanjutnya, tepung singkong ditaburi garam yang sudah dihaluskan. Pembarian garam dilakukan supaya nanti kerupuknya tidak terasa tawar atau hambar. Dengan rasa asin dari garam, kerupuk sadariah akan terasa lebih guruh. Tak ada ukuran pasti untuk garam. Garam diberikan secukupnya, sesuai dengan selera.

Tepung singkong bergaram itu kemudian dimasak —didang, istilah Bu Umi— di atas tungku. Waktu yang diperlukan untuk memasak tidak lama. Menurut Bu Umi, kalau apinya tidak bagus, paling lama setengah jam.

Setelah didang, tepung singkong matang kemudian dipres —dicemet, istilah Bu Umi. Caranya, tepung singkong matang dimasukkan ke dalam karung plastik, kemudian dijepit. Ada alat penjepit tersendiri untuk mengepres tepung singkong matang ini. Pengepresan tersebut dilakukan untuk membuang air yang terdapat di dalamnya.

Pengepresan selesai, tepung dikeluarkan dari karung, lalu digelar di atas plastik yang dibentang di atas bidang datar. Supaya rata, penggelaran dikerjakan dengan bantuan antan, alat penumbuk yang permukaan bawahnya rata. Setelah rata, bagian permukaan (atas) bahan baku kerupuk sadariah tersebut diberi warna (umumnya merah). Pewarnanya adalah sumba. Caranya, sumba yang sudah dilarutkan dalam air dicatkan pada bagian atas bahan baku kerupuk tersebut dengan menggunakan kuas.

Bahan baku kerupuk lalu dipotong menjadi beberapa bagian. Selanjutnya, setiap potongan itu dilipat dengan bagian yang diberi sumba berada di dalam, kemudian ditumbuk dengan antan. Setelah itu, bahan baku dibentuk bulat memanjang. Jika sudah demikian, bahan baku letakkan di atas para-para selama 3 hari. Setelah itu, bahan baku barulah dirajang sesuai dengan ukuran kerupuk.

Rajangan bahan baku tersebut kemudian dijemur. Waktu yang diperlukan untuk menjemur kerupuk sadariah juga tidak lama. Jika hari cerah, matahari terik, 2 hingga 3 jam dijemur, kerupuk sudah kering. Jika sudah kering, kerupuk diangkat dari jemuran, lalu dikemas dalam plastik dan siap dijual. Jika ingin mengonsumsinya, kerupuk tersebut masih harus digoreng terlebih dahulu. [KUS]

0 komentar: