Selasa, 27 Desember 2011

Ada Telepon: dari Lintah ke Buku

CATATAN REDAKSI MAJALAH PEDULI

Tiba-tiba seorang kawan Asal Tulungagung, Tamy namanya, menelepon di siang hari bolong. Ia memerlukan alamat persisnya petani Melati yang kebetulan juga di daerah Tulungagung. Tampaknya, kawan kita yang satu ini tertarik untuk membudidayakan tanaman salah satu lambing kesucian itu.
Telepon berikutnya datang dari kawan yang lain, menenyakan alamat pembudidaya lintah yang terdekat dengan kota asalnya, Madiun. Ketika Peduli coba menawari bisnis ikan gorarupa yang juga sedang ngetren belakangan ini, ia tetap mengatakan bahwa lintah (yang bagi kebanyakan orang terbilang ’menjijikkan’ itu) masih lebih menarik baginya.

Telepon berikutnya, keesokan harinya, datang dari seorang kawan yang tertarik untuk ikut bekerjabakti menyusun Leksikon Dunia Penulisan di Kalangan BMI-HK. ’’Apa yang bisa saya lakukan?’’ tanyanya. Jika ia seorang penulis, memberikan tulisan biodata dirinya ke email: red_peduli@yahoo.com atau mengirimkanya ke Grup ’’Leksikon Dunia Penulisan di Kalangan BMI-HK’’ di Facebook, itu sudah cukup. Kalau pengin lebih, bisa pula mengusulkan biodata/nama penulis lain (di kalangan BMI-HK) yang ia kenal, atau mengajaknya untuk mengirimkan biodata (termasuk foto diri dan buku karyanya, jika sudah ada) itu akan sangat membantu proyek kerja bakti ini.

Mengapa proyek Penyusunan Leksikon Dunia Penulisan di Kalangan BMI-HK ini sebegitu penting? Tentu, karena ketika kita merasa pihak lain abai pada kita, kita sendirilah yang harus melakukannya. Dan dengan gotong-royong, proyek besar ini pastilah akan jadi ringan untuk dilakukan.
Telepon yang tak kalah menariknya adalah dari seorang kawan yang baru beberapa hari datang di tanahair, dan mengabarkan bahwa ada pihak yang bakal mensponsori penerbitan buku (motivasi)-nya.

Itulah telepon-telepon bernada gembira, dari kawan-kawan kita. Entah teba-ndina atau apa, ndilalah Jumat (21/1) kemarin Metro TV dalam acara Kick Andy bertajuk ’’Kami juga Berhak Sukses’’ menampilkan para mantan TKI sukses. Di antaranya adalah Nuryati, pernah bekerja sebagai baby sitter di Arab Saudi, dan kini sudah meraih gelar pascasarjananya dan sekaligus menjadi dosen Fakultas Hukum di universitas Tirtayasa, Banten. Bahkan, kini ia juga sedang menyiapkan diri untuk meraih gelar doktor.

Ada lagi Zulkifli, pemuda asal Kendari Sulawesi Tenggara, menjadi TKI di Jepang 6 tahun. Di sela-sela pekerjaannya, Zul sering menyempatkan waktu untuk bermain musik. Lagu Aishiteru yang kini popular adalah salah satu karya yang ia ciptakan sambil mengerjakan tugasnya sebagai di sebuah pabrik. Lagu yang ia teriakan saat bekerja di pabrik itu kini sudah populer di kancah musik Indonesia. Dan Zul membawa lagu yang berjudul Aishiteru itu dengan bendera grup band Zivilia.

Kegembiraan belumlah sempurna. Tetapi, mereka adalah bagian dari inspirator itu. Banyak orang perlu diberi penghargaan, setidak-tidaknya dicatat. Pertanyaannya kini: siapa sudi mengumpulkan catatan-catatan berserakan itu, menjadi sebuah ’kekuatan’ yang dahsyat?*

Keterangan Foto: 02-Teater Angin dalam sebuah acara syukuran atas terbitnya buku-buku karya BMI-HK. FOTO YANI WIJAYA KUSUMA


0 komentar: