Eni Kusuma
Kalimat itu pertama kali saya dengar dari Mentor saya, Edy Zaqeus [penulis buku-buku best seller] yang menanyakan tentang saya setelah pulang nanti. Dan yang terakhir dari Mr. A Meng, kakak ipar majikan perempuan saya, ketika kami sedang di meja makan di sebuah restoran, menunggu kedatangan famili yang lain untuk makan siang. Kebetulan saya dan dia sedang bertugas memesan tempat. Sambil menunggu itulah kami ngobrol.
Jawaban yang saya berikan pada mentor saya adalah bahwa saya bisa menjadi apa saja asal saya terus belajar apa yang saya ingin lakukan. Jawaban sama pula saya berikan kepada Mr. Ameng. Berikut petikannya yang saya terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia:
Mr. Ameng: Setelah kamu pulang nanti, apa yang akan kamu lakukan?
Saya: Saya bisa melakukan apa saja yang ingin saya lakukan. Karena saya sudah punya uang di bank, hasil tabungan saya selama enam tahun di sini.
Mr. Ameng : Oh ya?
Saya: Gak banyak, tapi bisa membuat saya tenang dalam hal keuangan. Sebagian beli rumah kecil ga begitu bagus, untuk disewakan, sebagian lagi beli sepetak tanah untuk ditanami cabe rawit. Sebagian lagi tetap di bank. Sementara saya bisa tinggal di rumah orang tua atau mertua nanti jika saya menikah.
Mr. Ameng : Perempuan cerdas. Rumah yang ditempati orang lain itu tidak perlu mewah. Kalo bisa jangan beli yang mewah, ini untuk menghindari hal-hal yang merugikan kamu.
Saya: Hehehe...! Makasih.
Mr. Ameng: Jadi orang memang seharusnya begitu. Kebanyakan orang Hong Kong berpikir seperti itu. Lihat kami, kami hidup bahagia. Kami yang sudah berumur 40 tahunan hanya makan tidur dan kerja pun jika kami suka melakukannya. Kami tidak pernah khawatir dengan keuangan kami. Banyak orang Hong Kong tidak pernah khawatir dengan keuangannya, hidup bahagia. Saya lihat orang Indonesia tidak demikian. Sedikit orang Indonesia yang berpikir seperti itu. Kebanyakan mereka suka bersenang-senang di usia muda, malas dan tidak punya tujuan dalam hidup mereka.
Saya: Yah... jika saja banyak orang Indonesia yang berpikir seperti yang seharusnya, seperti yang Anda katakan, tentu Indonesia maju sejak dulu.
Mr. Ameng: Mereka lebih suka menghabiskan uang daripada membuat uang jadi menghasilkan. Mereka lebih suka bekerja keras sepanjang usia daripada mengelola uang yang sudah didapat selama jangka waktu tertentu dengan sedikit kerja saja atau tanpa mereka kerja.
Saya: Benar. Memang seharusnya begitu.
Mr. Ameng: Suatu saat nanti saya bersama keluarga akan mengunjungi Indonesia, kami belum pernah ke sana [Mereka sudah pernah keliling dunia]. Bisakah kami menemui kamu di sana?
Saya: Tentu boleh dengan sanang hati, bagaimana kalo di Bali. di Jakarta sedang banjir.
Mr. Ameng: Apakah di Bali ada restoran dan hotel seperti ini [menunjuk restoran mewah tempat kami makan siang, siang itu].
Saya: Oh tentu! Ada SPA-nya juga...lho!
Mr. Ameng: Wah!
[Saya tidak cerita padanya jika saya menulis buku yang akan segera diterbitkan sebentar lagi....]
*) Eni Kusuma ialah penulis buku Anda Luar Biasa!!! [Buku motivasi pertama yang ditulis oleh pemulung sampah & pekerja rumah tangga].
Mengorbit dengan Tulisan Kreatif
-
Memasuki dunia penulisan kreatif (baca: mengorbit dengan menulis puisi,
cerita, dan/atau esai) itu gampang-gampang susah. Gampangnya seperti apa,
dan
7 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar